Mu'jizat Al Qur'an dari aspek Bahasa

KEMU’JIZATAN AL QUR’AN

Setiap Nabi yang diutus selalu disertai dengan Mu’jizat,sebagai Burhan,dalil ataupun bukti akan kebenaran Ajaran yang dibawanya. Mu’jizat setiap Nabi bukan terbatas hanya pada satu hal atau kejadian saja,ada Nabi Musa yang Alloh berikan tongkat sebagai Mu’jizat,dimana dengan perantaraan tongkat tersebut Beliau bisa mengalahkan para tukang sihir Fir’aun dan menyelamatkan Bani Isroil ketika dikejar Fir’aun dan tentaranya di laut merah. Begitu juga Nabi Muhammad diberikan macam macam Mu’jizat oleh Alloh,diantaranya bisa membelah bulan dan bisa menyelamatkan diri dari kepungan para pemuda Quraisy pada malam menjelang hijrah. Dan Mu’jizat Rosululloh yang paling utama adalah Al Qur’an.

Sebelum membahas kemu’jizatan Al Qur’an, maka kita akan membahas pengertian Mu’jizat.

1.        Pengertian Mu’jizat

Kata mu’jizat diambil dari bahasa Arab a’jaza-i’jazan( أعْجَزَ-إعْجازًا)yang berarti melemahkan,mengalahkan  atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamakan mu’jiz dan fihak yang mampu melemahkan dan mengalahkan fihak lain sehingga mampu membungkam argumentasi lawan, dan hal tersebut dinamakan mu’jizat. Tambahan ta’ marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlative).  Manna’ Al-Qaththan mendefinisikannya demikian: “Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan disertai dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat ditandingi.” Jadi Mu’jizat adalah kejadian luar biasa dari seorang Nabi atau Rosul yang dengannya melemahkan atau mengalahkan Argumen orang orang yang menentang da’wahnya. 

 

2.       Kemu’jizatan Al Qur’an,diantara kemu’jizatan Al Qur’an adalah Mu’jizat dari segi bahasa

Al Qur’an diturunkan oleh Alloh dalam bahasa Arab,tujuan Alloh menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab adalah agar kita memahami(Qs Yusuf : 2 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya),maksudnya : menurut Imam Ibnu Katsir karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas,paling otentik,dan bahasa yang paling kaya dan banyak perbendaharaan kata(mufrodat)nya,terbukti ada beberapa kata dalam Al Qur’an yang jika diartikan dalam bahasa lain(misalnya bahasa Indonesia) kurang sesuai,seperti kata ”hurrun ’ain” yang dalam Tafsir Jalalain Syekh Jalaluddin Al Mahalli mengartikan sebagai ”seorang perempuan yang memiliki mata yang sangat jeli,yang hitamnya sangat hitam,dan putihnya pun sangat putih”,sedangkan kita mengenal hurrun ’ain sebagai bidadari,dimana bidadari berasal dari kata Vidhyadhari(bahasa India)[1] yang menurut kepercayaan Hindu berarti makhluk ghaib dari kahyangan yang berjenis kelamin wanita yang sangat cantik dan seksi,yang bertugas menyampaikan pesan dari dewa yang mereka percaya kepada manusia(yang dalam ajaran Islam peran tersebut di perankan oleh Malaikat),dan menguji para kekhusyuan para pertapa dengan kecantikannya,para bidadari tersebut menari dan bergoyang didepan para pertapa untuk menguji mereka(yang dalam keyakinan ajaran Islam yang suka menggoda adalah Syaithon),jadi jelaslah bahwa hurrun ’ain kurang tepat diartikan sebagai bidadari,karena jelas beda antara hurrun ’ain dan bidadari. Hal tersebut menunjukkan salah satu kemu’jizatan Al Qur’an dari segi bahasa.

Adapun kemu’jizatan Al Qur’an dari segi gaya bahasa, redaksi dan susunan kalimatnya yang sangat indah dan luar biasa,Al Qur’an tidak bisa ditandingi oleh siapapun dan sampai kapanpun. Sehingga para pujangga dan ahli sastra Arab pada masa itu tidak bisa menandingi kehebatan Al Qur’an,bahkan pernah ada yang membuat redaksi seperti Al Qur’an,yaitu Nabi palsu Musailamah Al Kadzdzab yang membuat ayat palsu tentang katak

يادِفْدَعُ بِنْتُ دِفدَعِ-نَقِّ ما تُنَقّيْن-أعلاكَ في الماءِ وأسْفَلُكَ في الطّيْنِ

Wahai katak anak katak,berkuaklah sesukamu. Bagian atasmu di Air dan bagian bawahmu di Tanah.

Bagi orang yang tidak memahami bahasa Arab,kata kata tersebut memang kelihatan seperti sama dengan Al Qur’an,tetapi bagi para Ahli Bahasa dan Sastra Arab akan kelihatan bedanya,karenanya karena tidak fasihat dan balaghoh dan cenderung tanafur(susah diucapkan),apalagi kalau dilihat dari segi ma’na,kata kata tersebut sama sekali tidak ada ma’nanya. Makanya pantas Alloh memberikan tantangan kepada siapapun yang tidak beriman kepada Al Qur’an untuk mendatangkan yang seperti Al Qur’an,sebagaimana Alloh sebutkan pada QS.  Al Baqarah (2):23-24.

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ - فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ وَلَن تَفْعَلُواْ فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.- Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya) -, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Begitulah kemu’jizatan Al Qur’an dari segi bahasa dan sastra,yang bisa mengalahkan para ahli sya’ir dan pujangga bahasa Arab,apalagi Al Qur’an disampaikan oleh seorang Rosul yang ummi,yang sama sekali tidak punya kemampuan dalam bidang sastra dan tidak memahami isi Taurot dan Injil,semakin memperkuat bahwa Al Qur’an adalah Mu’jizat yang turun dari Alloh dan bukanlah buatan Muhammad seperti prasangka orang orang menentang da’wah Islam.

 

Wallohu A’lam bishshowab

 

 

 



[1] wikipedia

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon