Perkara yang diharamkan karena junub

 

Perkara yang diharamkan karena junub.

 

Sama halnya dengan wudhu(hadats kecil),junub juga menyebabkan beberapa amaliah ibadah tidak bisa dilaksanakan pada waktu junub(karena keluar mani,bukan karena haidh atau nifas).

Adapun perkara yang diharamkan karena junub adalah

1.       Sholat,berdasarkan dalil dari Al Qur’an QS An Nisa : 43

روى أبو هريرةَ رضي الله عنه أنَّ النّبيَّ صلّى الله عليه وسلّمَ,قال"لا يُقْبَلُ صلاةُ أحدِكُمْ إذا أحْدَثَ حتّى يَتَوَضّأَ "رواه الشَّيخانِ وأبو داودَ والتِّرمذي

“Abu Hurairah RA Meriwayatkan bahwa Rosululloh SAW berkata “tidak diterima sholat salahseorang diantara kalian ketika dia hadats,sehingga dia berwudhu”(HR Bukhori-Muslim,Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dalil diatas adalah larangan melaksanakan Sholat bagi orang yang berhadats kecil,adapun larangan bagi yang berhadats besar diqiyaskan kepada larangan sholat bagi orang yang berhadats kecil,qiyas ini disebut qiyas aula atau aulawi {yang diikutkan terhadap hukum(larangan sholat bagi yang berhadats besar)lebih utama untuk dihukumi dari pada yang diikuti(larangan sholat bagi yang berhadats kecil)}.

Kesimpulannya : sholat dilarang bagi orang yang berhadats kecil apalagi yang berhadats besar.

2.       Thowaf, karena Thowaf itu laksana sholat.(Menurut Imam An Nawawi dalam kitab Al Majmu’ syarh al Muhadzdzab mengatakan bahwa thowaf di baitulloh bisa menjadi pengganti sholat tahiyyatul masjid di Masjidil Harom)

الطّواف بالبيتِ صلاةٌ,فأقِلّوا مِن الكلامِ

“Thowaf di ka’bah seperti sholat,namun di dalamnya dibolehkan sedikit berbicara”(HR An Nasai no 2922)

Atau berdasarkan dalil yang lain

أنَّ النَّبِيَّ صلّى الله عليه وسلّم قال لِعائِشَةَ لَمَّا حاضَتْ وهي مُحْرِمةٌ : اِصْنَعِي ما يَصْنَعُ الحاجُّ غيرَ أنْ لا تَطوفِي بالبَيْتِ حَتَّى تَغْتَسِلِي(رواه الشّيخان)

“Sesungguhnya Nabi SAW bersabda kepada ‘Aisyah RA ketika Aisyah haidh,padahal dia(Aisyah) sedang Ihrom : Lakukanlah apa apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji,hanya saja tidak boleh thowaf sehingga kamu(Aisyah)mandi jinabah dulu”.

 

3.       Memegang dan membawa Al Qur’an,memegang dan membawa Al Qur’an dilarang bagi orang yang sedang haidh,karena kalau memegang yang membawa pasti menyentuh Mushaf Al Qur’an,sedangkan menyentuh Mushaf adalah dilarang bagi orang yang tidak suci,berdasarkan QS Al Waqi’ah 77-79

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ - فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ - لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Sesungguhnya Al-Quraan ini adalah bacaan yang sangat mulia (77) pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh)(78) tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.(79)”

Imam Jalaluddin Al Mahalli dalam Tafsir Jalalain menafsirkan kata الْمُطَهَّرُونَ  dengan “orang orang yang suci dari hadats”

حدثَني يحْيَى عن مالك عن عبد الله ابن أبي بَكْرٍ ابْنِ حزْمٍ أنَّ فى الكتابِ الّذي كَتَبَهُ رسولُ الله صلّى الله عليه وسلّم لعمْروابْنِ حزْمٍ ,أنْ لا يَمَسَّ القرأنَ إلّا طاهِرٌ (رواه مالك)

“Mengabarkan kepada saya Yahya,dari Malik dari Abdillah bin Abi Bakar bin Hazm bahwasanya pada surat yang dikirim Rosululloh SAW kepada Umar bin Hazm(raja Yaman kala itu),bahwa tidak boleh memegang Al Qur’an selain orang yang bersih dan suci”(Al Muwatho jilid 1 hal 203-204)

4.       Membaca Al Qur’an,berdasarkan hadits

لايَقْرأُ الجُنُبُ ولا الحائِضُ شيئًا من القرأن (رواه التّرمذي ,ابودود,وابن ماجه)

“Tidak boleh membaca orang yang junub dan orang yang haidh sesuatu dari Al Qur’an”

Juga dalam Hadits

قال علي رضي الله عنه : كان رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يَقْرأنا القرأن على كُلِّ حالٍ مالم يكن جنُبًا(رواه التّرمذي وصحّحه)

“Berkata Ali R.A : Adalah Rosululloh SAW selalu mem bacakan Al Qur’an kepada kami dalam setiap kesempatan,kecuali beliau sedang dalam keadaan junub”

5.       Tinggal di Masjid,berdasarkan QS An Nisa ayat 43 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُباً إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.”

 

Wallohu A’lam bish showab

 

Semoga Bermanfaat.

 

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon