Membuang
wawu jama dan ya muannats mukhothobah ketika bertemu nun taukid
وَيُحْذَفُ معهما أيضًا واو يَفْعلونَ وتَفْعلونَ
وياءُ تفْعلينَ إلّا إذا انفتَحَ ما قَبْلَهما نحو لاتَخْشَوُنَّ,ولا
تَخْشَيِنَّ,ولَتُبْلَوُنَّ,وإمّا تَرَيِنَّ
Arti : Dan harus
dibuang jika bertemu dengan dua nun taukid wawu jama
pada wazan يَفْعلونَ
dan تَفْعلونَ
,serta
ya mufrod mu’annats mukotobah pada wazan تفْعلينَ
,kecuali
jika difathahkan harokat huruf sebelum kedua nun tersebut,contoh لاتَخْشَوُنَّ,
لا تَخْشَيِنَّ, لَتُبْلَوُنَّ, إمّا تَرَيِنَّ
Penjelasan : Dan harus dibuang
juga jika bertemu nun taukid tsaqilah dan nun taukid khofifah wawu jama pada
wazan يَفْعلونَ
dan تَفْعلونَ ,serta ya mufrod mu’annats mukotobah pada wazan تفْعلينَ ,contoh :
1. Nunn Taukid tsaqilah لِيَنْصُرُنَّ,لِتَنْصُرُنَّ,لِتَنْصُرِنَّ ,alasan dibuangnya untuk wawu sudah cukup dengan dhommah huruf
sebelumnya,dan untuk iya karena sudah cukup dengan kasroh huruf sebelumnya.
2.
Nun Taukid Khofifah لِيَنْصُرُنْ,لِتَنْصُرُنْ,لِتَنْصُرِنْ
,alasan dibuangnya karena terjadi bertemunya dua huruf sukun( ) antara wawu/ya dengan nun.
Tidak semua wawu dan ya pada tiga
wazan tersebut harus dibuang,karena ada pengecualian,yaitu pada
lafazh ,
لاتَخْشَوُنَّ, لا تَخْشَيِنَّ, لَتُبْلَوُنَّ, إمّا تَرَيِنَّ karena pada kalimat kalimat tersebut harokat sebelum wawu dan ya
difathahkan,adapun asal dari lafazh lafazh tersebut adalah :
1.
Lafazh تَخْشَوُنَّ
asalnya تَخْشَيُوْنَ
,kemudian ditukar ي
(ya)dengan
ا (alif) karena
ya berharokat dan lafazh sebelumnya difathahkan( لِتَحَرُّكِها
وانْفِتاحِ ما قبْلَها )jadi
تَخْشَاونَ maka
terjadi pertemuan dua haraf sukun( اِلْتِقاءُالسّاكِنِيْنِ
)antara
wawu(و )dengan alif( ا),kemudian
dibuang ا karena haraf ‘illat,sedangkan و tidak dibuang karena ‘alamat(ciri) jama
mudzakkar,sedangkan ada kaidah والعَلامةُ
لا تُحْذَفُ أبَدًا(ciri/tanda jangan dibuang selamanya) maka
jadi تَخْشَوْنَ ,kemudian dimasuki la nahyi jadi لا
تَخْشَوْ
,dan dimasuki nun taukid tsaqilah,maka dibaca لا
تَخْشَوْنَّ maka terjadi التقاءُ
السّاكِنِينِ antara و dan
nun yang di idghomkan نّ,maka
wawu diberi harokat yang sesusai yaitu dhommah,maka jadi لاتَخْشَوُنَّ.
2.
Lafazh تَخْشَيِنَّ
asalnya تَخْشَيِيْنَ
,kemudian ditukar ي
(ya) pertama dengan ا
(alif) karena ya pertama berharokat dan lafazh sebelumnya difathahkan( لِتَحَرُّكِها
وانْفِتاحِ ما قبْلَها
)jadi تَخْشَايْنَ
maka terjadi pertemuan dua haraf sukun( اِلْتِقاءُالسّاكِنِيْنِ
)antara ya(ي )dengan alif( ا),kemudian
dibuang ا karena haraf ‘illat,sedangkan ي tidak dibuang karena ‘alamat(ciri) mufrod muannats
mukhothobah,sedangkan ada kaidah والعَلامةُ
لا تُحْذَفُ أبَدًا(ciri/tanda jangan dibuang selamanya) maka
jadi تَخْشَينَ ,kemudian dimasuki la nahyi jadi لا
تَخْشَيْ
,dan dimasuki nun taukid tsaqilah,maka dibaca لا
تَخْشَيْنَّ maka terjadi التقاءُ
السّاكِنِينِ antara ي dan
nun yang di idghomkan نّ,maka
ya diberi harokat yang sesusai yaitu kasroh,maka jadi لاتَخْشَيِنَّ.
3.
Lafazh
لَتُبْلَوُنَّ
asalnya تُبْلَوُوْنَ
,kemudian ditukar و
(wawu)dengan ا
(alif) karena wawu pertama berharokat dan lafazh sebelumnya difathahkan( لِتَحَرُّكِها
وانْفِتاحِ ما قبْلَها
)jadi تُبْلَاوْنَ
maka terjadi pertemuan dua haraf sukun( اِلْتِقاءُالسّاكِنِيْنِ
)antara wawu(و
)dengan alif( ا),kemudian
dibuang ا karena haraf ‘illat,sedangkan و tidak dibuang karena ‘alamat(ciri) jama
mudzakkar,sedangkan ada kaidah والعَلامةُ
لا تُحْذَفُ أبَدًا(ciri/tanda jangan dibuang selamanya) maka
jadi تُبْلَوْنَ ,kemudian dimasuki lam Amr jadi لَتُبْلَوْ ,dan dimasuki nun taukid tsaqilah,maka dibaca
لَتُبْلَوْنَّ maka terjadi
التقاءُ السّاكِنِينِ
antara و dan nun yang di
idghomkan نّ,maka wawu diberi
harokat yang sesusai yaitu dhommah,maka jadi لَتُبْلَوُنَّ
َ.
4.
Lafazhإمّا
ترَيِنَّ asalnya تَرْأَيِينَ
,dipindah fathahnya hamzah kepada ro( ر)
dan dibuang hamzahnya,jadi تَرِيِيْنَ ,kemudian ditukar ya(ي )
kesatu dengan alif( ا), karena
ya pertama berharokat dan lafazh sebelumnya difathahkan( لِتَحَرُّكِها
وانْفِتاحِ ما قبْلَها
)jadi تَرَاْيْنَ
maka terjadi pertemuan dua haraf sukun( اِلْتِقاءُالسّاكِنِيْنِ
)antara ya(ي )dengan alif( ا),kemudian
dibuang ا karena haraf ‘illat,sedangkan ي tidak dibuang karena ‘alamat(ciri) mufrod
muannats mukhothobah,sedangkan ada kaidah
والعَلامةُ لا تُحْذَفُ أبَدًا(ciri/tanda
jangan dibuang selamanya) maka jadi تَرَيْنَ ,kemudian dimasuki huruf syarat(إمّا )
jadi إمّا تَرَيْ ,dan dimasuki nun taukid tsaqilah,maka dibaca
إمّا تَرَيْنَّ maka terjadi التقاءُ
السّاكِنِينِ antara ي dan
nun yang di idghomkan نّ,maka
ya diberi harokat yang sesusai yaitu kasroh,maka jadi إمّا
تَرَيِنَّ.
Wallohu
A’lam bish showab
Semoga
bermanfa’at