Pengertian,Hukum
dan sebab diwajibkannya Mandi Jinabah
A.
Pengertian dan Hukum mandi jinabah
Pengertian
: mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat yang telah ditentukan,hukumnya
wajib jika ada perkara yang mewajibkan mandi jinabah.
B.
Dalil Yang mewajibkan Mandi
1.
Qs Al Maidah : 6
وَإِن كُنتُمْ
جُنُباً فَاطَّهَّرُواْ
“Dan
jika kamu junub maka mandilah”
2.
Qs An Nisa : 43
وَلاَ جُنُباً
إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ
“(Jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu
saja”
C.
Sebab Sebab wajibnya Mandi
1.
Jima berdasarkan dalil
إذا التقَى
الختنانِ فقدْ وجبَ الغُسْلُ وإنْ لَمْ تَنْزُل (رواه مسلم)
“Apabila
dua yang dikhitan bertemu,maka telah diwajibkan mandi walaupun tidak keluar
mani”
2.
Keluar Mani,berdasarkan Hadits
عَنْ اُمِّ
سلَمة أنَّ أُمَّ سُليْمٍ قالت يا رسولَ الله أنَّ الله لا يَسْتَحْيِي من الحَقِّ
فهل على المرأةِ الغُسْلُ إذا احتَمَلتْ؟ قال نعم إذا رأتِ الماءَ (متّفق عليه)
Dari
Ummu Salamah : Sesungguhnya Ummu Sulaim telah bertanya kepada Rosululloh
SAW,’’Yaa Rosulalloh,Sesungguhnya Alloh tidak malu untuk mengatakan yang
hak,Apakah perempuan wajib mandi jika bermimpi?Jawab beliau “ya,wajib atas dia
untuk mandi,apabila dia meyakini keluar mani.”
3.
Haidh,yaitu darah yang keluar dari
seorang wanita dewasa setiap bulan,sedangkan dia dalam keadaan sehat.
قال رسولُ
الله صلّى الله عليه وسلّم لفاطِمةَ بِنْتِ أبِي حُبَيشٍ إذا أقْبَلَتْ الحَيضَةُ
فدَعِي الصّلاةَ وإذا أدْبرتْ فاغْتَسِلِي وصلّي (رواه البخاري)
“Beliau
berkata kepada Fatimah binti Abi Hubaisy,”Apabila datang haidh itu,hendaklah
engkau tinggalkan sholat,dan apabila habis haidh itu,mandi dan sholatlah
engkau.”
4.
Nifas,yaitu darah yang keluar setelah
melahirkan,hukum mandi bagi wanita yang nifas di qiyaskan kepada haidh,karena
darah sama sama keluar dari Rahim,dan karena darah nifas adalah darah haidh
yang keluar sekaligus karena tertahan tidak keluar selama hamil.
5.
Melahirkan.baik bayi yang dilahirkan
cukup umur atau belum cukup umur(karena keguguran)
6.
Meninggal,wajibnya bukan kepada
mayat,tapi bagi yang hidup,dan hukumnya fardhu kifayah,artinya cukup beberapa
orang saja yang mengerjakan jika ada yang meninggal di satu kampung,berdasarkan
dalil
عَنْ ابنِ
عبّاس أنَّ رسولَ الله صلّى الله عليه وسلّم قال فى المحْرِمِ الّذي وَقَصَتْهُ
ناقَتُهُ اِغْسِلوْهُ بماءٍ وسدْرٍ (رواه الشّيخان)
“Dari
Ibnu Abbas,Sesungguhnya Rosulullloh SAW tentang orang berihram yang terlempar
dari punggung untanya hingga ia meninggal,beliau berkata “Mandikanlah dia
olehmu dengan air dan daun sidr(sabun).”
Wallohu A’lam bi Showab
Semoga Bermanfaat