Terjemah Jurumiah : Pembagian Kalam

 

Pembagian Kalam

قال المصنّف : وأقسامُهُ ثلاثةٌ اسمٌ وفعلٌ وحرفٌ جاءَ لِمَعْنًى

Mushonnif berkata : pembagian kalam ada tiga,yaitu isim,fi’il dan huruf yang memiliki ma’na.

Penjelasan : sebagaimana telah dijelaskan dalam artikel yang lain bahwa bagian kalam disebut kalimat,maka bagian bagian kalam (dimana kalam tersusun dari bagian bagian tersebut) yang disebut kalimat ada tiga yaitu kalimat isim,kalimat fi’il dan kalimat huruf yang mempunyai ma’na.contoh ( قَدْ قَامت الصّلاةُ ) قَدْ  adalah huruf,  قَامَتْ  adalah fi’il dan  الصّلاةُ  adalah isim,didahulukan isim atas fi’il dan haraf adalah karena  لِشَرَفِهِ عليهما[1]  ,isim lebih mulia dibanding keduanya(fi’il dan huruf)

1.       Isim,pengertian Isim adalah

Ø  Menurut bahasa

مَا دَلَّ على مُسَمًّى

Segala sesuatu yang diberi nama.

Jadi apapun yang mempunyai nama itu adalah isim,baik yang Nampak ataupun yang ghoib.

Ø  Menurut istilah

كَلِمَةٌ دَلَّتْ على مَعْنًى فى نَفْسِها وَلَمْ تُقْتَرَنْ بِزَمَنٍ وَضْعًا[2]

Kalimat yang menunjukkan ma’na pada dirinya(bukan pada yang lain dan tidak harus disambung dengan kalimat lain),dan tidak disertai zaman(waktu)pada penerapannya,contoh seperti lafazh مُحَمَّدٌ (Muhammad).

Lafazh  adalah isim karena menunjukkan ma’na pada sosok seorang yang memang bernama Muhammad,bukan pada sosok yang lain,dan tidak disertai waktu dalam pengucapannya,ketika dibacakan lafazh Muhammad,maka tidak menjadi “akan Muhammad,sedang Muhammad,atau sudah Muhammad.” Dimana kata “akan,sedang dan sudah”adalah menunjukkan waktu.

2.       Fi’il,kalimat yang kedua adalah fi’il,dan ta’rif fi’il adalah

Ø  Menurut Lughot

هو نَفْسُ الحدَثِ الّذي يُحْدِثُهُ الفاعلُ مِنْ قيامٍ أو قعودٍ أو غيرِهما[3]

Fi’il adalah perbuatan yang dilakukan oleh pelaku berupa berdiri,duduk atau selain keduanya.

Ø  Menurut Istilah

هو كلِمةٌ دلّتْ على مَعْنًى في نفسِها ولَم تُقْتَرَنْ بِزَمَنٍ وَضْعًا[4]

Kalimat yang menunjukkan ma’na pada kalimat itu sendiri(untuk menunjukkan arti tidak harus menunggu atau disambung dengan kalimat yang lain) dan disertai waktu pada pengucapannya,dimana waktu terbagi tiga yaitu lampau(sudah)sedang dilakukan(sedang) dan yang akan datang(akan).

Contoh lafazh قَامَ   yang berarti sudah berdiri,lafazh  قَامَ  menunjukkan arti pada kalimat itu sendiri,tidak menunggu harus disambungkan dengan yang lain,dan menunjukkan waktu dalam pengucapannya yaitu’’sudah’’ karena fi’il madhi(menunjukkan zaman lampau).

Adapun  Fi’il bila melihat zaman atau waktu melakukannya terbagi tiga,yaitu :

a.       Madhi ( فِعْلُ الماضِي ),definisinya adalah

مَادَلَّ على حدَثٍ قَبْلَ زمانِ التّكَلُّم[5]

Fi’il yang menunjukkan sebuah pekerjaan yang terjadi sebelum waktu pembicaraan.

Contoh :  قَامَ مُحَمَّدٌ ,yang berarti Muhammad sudah berdiri,berarti berdirinya Muhammad sebelum terjadinya pembicaraan.

b.      Mudhori (فِعْلُ المضارِع ),definisinya adalah

مادلّ على حدثٍ يَقَعُ في زمانِ التّكلُّم أو بَعْده[6]

Fi’il yang menunjukkan sebuah pekerjaan yang terjadi pada waktu pembicaraan atau setelah waktu pembicaraan.

Contoh :    يَقُوْمُ مُحَمَّدٌ  ,yang berarti Muhammad sedang/akan berdiri,berarti berdirinya Muhammad adalah ketika pembicaraan sedang berlangsung atau setelah terjadinya pembicaraan.

c.       Amr.(فِعْلُ الأمْرِ ),definisinya adalah

مَا دلَّ على حدثٍ مُسْتَقْبَلٍ يُطْلَبُ حصولُهُ أو استِمرارُهُ[7]

Fi’il yang menunjukkan sebuah pekerjaan yang terjadi setelah berbicara yang berisi permintaan untuk melakukan(tuntutan) atau tetap berlangsung.

Contoh :   قُمْ ,yang berarti kamu harus berdiri,berarti perintah untuk berdiri dan pembicaraan dilakukan sebelum yang diperintah berdiri.

 

3.       Huruf,yang definisinya adalah

Ø  Menurut lughot yaitu ( الطَّرْفُ ) artinya samping/tepi,dimana definisi ini mengandung makna bahwa huruf mempunyai makna pada kalimat yang disampingnya.

Ø  Menurut Istilah

كَلِمَةٌ دلّتْ على مَعْنًى في غيرِها

Kalimat yang menunjukkan ma’na pada yang lainnya,yaitu kalimat tersebut mempunyai makna apabila disambungkan dengan kalimat yang lain(isim atau fi’il) serta kalimat tersebut memberikan makna bagi kalimat lain(isim atau fi’il).

Contoh     مَرَرْتُ بِمحمَّدٍ   ,( aku bertemu dengan Muhammad )ba( ب) dalam lafazh   بِمحمَّدٍ ,mempunyai arti karena disambungkan dengan lafazh   محمّد ,kalau berdiri sendiri maka  ب  tersebut tidak mempunyai arti.

Wallohu A’lam bish showab.

Semoga Bermanfaat.

 



[1] Tuhfatul Wushobiah hal 6

[2] Taswiqul Kholan hal 15

[3] Tuhfatul Wushobiah hal 7

[4] Taswiqul Kholan hal 15

[5] Tuhfatul Wushobiah hal 8

[6] Ibid

[7] Ibid

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon