Khos dan Takhsis

Khos dan Takhsis /Khusus( خاص) dan mengkhususkan ( تَخْصيص)

Khos(Khusus)adalah lafazh yang diperuntukkan untuk menunjukkan ma’na satu(wahid)yaitu menyendiri.

الخاصُ هو اللّفظُ الموضُوعُ للدِّلالةِ على معْنًى واحِدٍ على سبيلِ الإنْفرادِ

Takhshish adalah mengeluarkan sebagian dari kata yang umum.

التَّخْصِيصُ هو إخْراجُ بَعْضِ مدْلولِ العامِّ

Takhshish terbagi 2 yaitu tersambung(مُتَّصِل ) dan terpisah(مُنْفَصِل )

1.       Takhshish muttashil(antara kalimat umum dan takhshish ada dalam satu kalimat) ada beberapa bagian,diantaranya:

a)             Pengecualian( الإستِثناء) seperti firman Alloh

وَالْعَصْرِ- إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ- إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (العصر:1-3)

Lafazh INSAN bersifat umum(untuk seluruh manusia),dan ditakhsish oleh ILLA dengan kalimat yang setelah ILLA,yaitu

·         Orang orang beriman

·         Orang orang yang mengerjakan amal sholih

·         Orang orang yang saling berwashiat dengan kebaikan dan kesabaran.

b)             Menentukan dengan Shifat(تَقْيِيد بالصِّفةِ ) seperti firman Alloh tentang kifarat pembunuhan.

فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ (النساء:92)

Lafazh ROQOBAH bersifat umum,maka ditakhsish dengan kata MU’MINAH,maksudnya tidak semua roqobah(budak),tapi hanya yang mu’min saja.

c)              Mentakhshish dengan ghoyah/tujuan/target

(تَخْصِيص بالغاية ) seperti firman Alloh

وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ (البقرة:222)

Lafazh WALA TAQROBUUHUNNA bersifat umum,dan ditakhsish dengan lafazh YATHHURNA,artinya larangan untuk mendekati wanita haidh tidak berlaku selamanya,tetapi ditakhsish(dibatasi)sampai mereka suci kembali.

d)             Mentakhshish dengan badal/pengganti

(تَخْصِيص بالبدل ) seperti firman Alloh

وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً (ال عمران:97)

Kewajiban Haji bukan untuk semua manusia,tapi hanya bagi orang yang isthitho’ah,yaitu yang mendapat perintah(mukallaf/baligh dan berakal)serta mampu dari segi fisik dan biaya nya.

 

2.       Takhshish munfashil(antara kalimat umum dan takhshish berbeda kalimat)

 

a)        Mengkhususkan kitab dengan kitab

( تخصيصُ الكتاب بالكتاب) seperti firman Alloh  ditakhshish dengan firman Alloh,contoh:

وَلاَ تَنكِحُواْ الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik”(Al Baqoroh:221)

Ditakhshish dengan ayat

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ

“(Dan dihalalkan mangawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu”

Tidak semua wanita non Muslim haram dinikahi,ada yang boleh dinikahi yaitu wanita wanita Ahli Kitab yang beriman kepada Taurat dan Injil yang asli,dimana ketika mereka beriman kepada Taurat dan Injil yang asli pasti mereka menerima kerosulan Nabi Muhammad dan pasti menerima agama Islam.

b)        Mengkhususkan kitab dengan sunnah

( تَخْصيصُ الكتاب بالسّنة) seperti firman Alloh yang mencakup anak yang kafir takhshish dengan hadits,seperti firman Alloh

يُو صيكُمُ الله فى أَولادِكُمْ للذَّكّرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ

 “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan”(Annisa:11) maksudnya semua anak mendapat warits(baik yang muslim ataupun non muslim)ditakhshish dengan hadits

لايَرِثُ المُسلِمُ الكافرَ ولا الكافرُ المُسْلِمَ(رواه البخاري والمُسلم)

Orang islam tidak mewaritsi orang kafir,orang kafir juga tidak mewaritsi orang islam”.

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa semua anak(Muslim ataupun non Muslim) akan mendapat warits dengan ukuran bagi laki laki adalah dua kali lipat bagian perempuan,ditakhsis dengan hadits bahwa orang kafir(non Muslim)tidak mendapat warits dari orang Islam,dan juga sebaliknya.

c)         Mengkhususkan sunnah dengan kitab seperti hadits

لا يَقْبَلُ اللهُ صلاةَ أحدِكم حتّى يتوضّأَ(رواه البخاري والمسلم) 

“Alloh tidak akan menerima sholat kalian sehingga kalian berwudhu”ditakhshish dengan ayat

وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مِّنكُم مِّن الْغَآئِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاء فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيداً طَيِّباً

“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).”(Annisa:43),kewajiban wudhu untuk semua orang ditakhshish dengan bolehnya tayammum bagi orang yang sakit.

d)        Mengkhususkan sunnah dengan sunnah seperti hadits 

فِيما سَقَتْ السماءُالعُشُرُ (رواه البخاري والمسلم)  

Pada tanaman yang disiram dengan air hujan ada kewajiban Zakat 1/10.

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa semua tanaman yang diairi dengan air hujan harus dikeluarkan zakatnya,

لَيسَ فِيما دون خمسةُ أوسقٍ صدَقةٌ(رواه البخاري والمسلم)

 Pada hasil tanaman dibawah 5 wasaq tidak wajib Zakat.

Hadits pertama ditakhshish dengan hadits kedua yang menjelaskan bahwa zakat tanaman harus sampai nishob(5 wasaq),jadi tidak semua tanaman harus dibayari zakatnya karena yang dibawah 5 wasaq tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

 

Wallohu A’lam bishowab

Semoga Bermanfaat

 

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon