THOHAROH dan Pembagian Air

 

THOHAROH dan Pembagian Air

Thoharoh adalah Bab pertama dalam kitab kitab fiqih,karena Pembahasan pertama dalam Fiqih biasanya adalah masalah Rub’ul Ibadah,dan Bab pertama dalam rub’ul ibadah adalah Thoharoh.

Dalam pembahasan Thoharoh ada beberapa hal yang akan dibahas,yaitu :

A.      Ma’na Thoharoh

1.       Bahasa

النَّظافَةُ والخُلوصُ من الأَدْناسِ حِسِّيَةً كانت كالأنْجاسِ أومَعْنَوِيّةً كالعُيوبِ

Bersih dari kotoran hissi(zhohir) seperti najis dan kotoran ma’nawi seperti aib(dosa).[1]

2.       Syara’

    اِرْتِفاعُ المنعِ المتَرَتَّبُ على الحَدَثِ والنّجْسِ

Menghilangkan secara teratur terhadap penghalang berupa hadats dan najis          [2]

B.      Dalil disyari’atkannya Thoharoh

1.       Qs Al Baqoroh ; 222

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Alloh mencintai orang orang yang bertaubat dan yang mensucikan diri”

2.       Qs Al Maidah : 6

وَإِن كُنتُمْ جُنُباً فَاطَّهَّرُواْ

“dan jika kalian dalam keadaan junub,maka kalian harus bersuci.”

3.       Hadits Nabi SAW.

مِفْتاحُ الصّلاةِ الطهورُ

Pembuka sholat adalah bersuci[3],dan wudhu adalah salahsatu cabang(bagian)thoharoh.

C.      Macam Macam Thoharoh

1.       Wudhu

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”(Al Maidah ; 6)

2.       Mandi Jinabah

وَإِن كُنتُمْ جُنُباً فَاطَّهَّرُواْ

“Dan jika kamu junub maka mandilah”(Al Maidah :6)

3.       Tayammum

....... فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيداً طَيِّباً فَامْسَحُواْ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ

“……….. kemudian jika kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). sapulah mukamu dan tanganmu”(An Nisa ; 43)

4.       Menghilangkan Najis

طَهورُ إناءِ أحدكم إذا ولَغَ فيه الكَلْبُ أن يَغْسِلَهُ سبْعَ مرّاتٍ أُولاهُنَّ بالتُّرابِ (رواه مسلم)

“Cara mencuci bejana salah seorang dari kamu apabila dijilat anjing,hendaklah dibasuh tujuh kali,salahsatunya hendaklah dicampur dengan tanah.”

5.       Bersuci(Istinja’)

إنّهُ صلّى الله عليه وسلّم مَرَّ بقبْريْنِ فقال : إنّه يُعَذِبانِ اَمّا أحدُهُما فكانَ يَمْشِي بالنَّمِيْمَةِ واَمّا الأخرُ فكانَ لا يَسْتَنْزِهُه مِن بَولِهِ (متفق عليه)

“Beliau telah melewati dua kuburan,ketika itu beliau bersabda.”Kedua orang yang ada di dalam kubur ini disiksa.Seorang disiksa karena mengadu domba orang,dan seorang lagi disiksa karena tidak membersihkan kencingnya.”  

Kebanyakan Thoharoh menggunakan air,dan air adalah washilah untuk sahnya thoharoh,dan sekarang kita akan membahas masalah air.

D.      Macam Macam air yang bisa dipakai untuk bersuci.

Air yang boleh digunakan untuk bersuci ada 7 yaitu : (1) air dari langit/air hujan (2) air laut (3) air sungai (4) air sumur (5) air dari sumber mata air (6) air salju/es (7) air dingin.

E.       Pembagian Air

1.       Air yang suci dzat nya dan mensucikan kepada yang lainnya,serta tidak dimakruhkan dalam penggunaan nya,seperti air muthlaq,yaitu air yang tidak bercampur apa apa,sehingga namanya pun hanya air.adapun air kelapa maka itu adalah air yang suci dan boleh meminumnya tapi tidak boleh menggunakannya untuk bersuci karena sudah keluar dari sebutan air muthlaq.

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ

“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu”(Al Anfal : 11)

عَنْ أبي هريرةَ رضي الله عنه قال : سألَ رجُلٌ رسولَ الله صلّى الله عليه وسلّمَ فقال : يا رسولَ اللهِ إنّا نركَبُ البحْرَ ونَحْمِلُ معنَا قليلٌ من الماءِ,فإنْ توَضَّأنا به عَطِشْنا أفنَتوَضّأُ بماءِ البَحرِ؟ فقال رسولُ الله : هو الطَّهورُ ماؤُه الحِلُّ مَيْتَتُهُ (رواه الخمسة وقال التّرمذي هذا حديثٌ صحيحٌ)

Dari Abu Hurairah RA,Telah bertanya seorang laki laki kepada Rosululloh saw,Kata laki laki itu “ Ya Rosulalloh,kami berlayar di laut dan kami hanya membawa sedikit air,jika kami pakai air itu untuk berwudhu,maka kami akan kehausan,Bolehkah kami berwudhu dengan air laut?”Jawab Rosululloh “Air laut itu suci lagi mensucikan,bangkainya halal dimakan”

2.       Air yang suci dzat nya dan tidak mensucikan kepada yang lainnya,maka tidak boleh menggunakannya untuk berwudhu,mandi jinabah dan menghilangkan najis.air ini ada dua macam :

a.       Air yang pernah digunakan untuk menghilangkan hadats dan menghilangkan najis.

b.      Air yang sudah bercampur dengan sesuatu yang suci,seperti air kopi dan teh.

3.       Air yang suci dzat nya dan mensucikan kepada yang lainnya,tetapi makruh penggunaannya,seperti air yang terkena sinar matahari sehingga berubah menjadi panas.

عَنْ عائشةَ رضي الله عنها أنّها سخَّنتْ ماءً فى الشمسِ فقال صلّى الله عليه وسلّم لها لا تفعَلي ياحميراءُ فإنّه يورِثُ البَرَصَ (رواه البيهقي)

“Dari Aisyah,Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari,maka Rosululloh SAW berkata kepadanya “Janganlah engkau berbuat demikian ya Aisyah.Sesungguhnya air yang dijemur itu dapat menimbulkan penyakit sopak”

4.       Air yang terkena najis(yang disebut mutanajis),maka tidak boleh menggunakannya untuk bersuci dan menghilangkan najis.air mutanajis terbagi dua yaitu :

a.       Air sedikit yang terkena najis,baik air itu berubah atau tidak berubah.

b.      Air banyak yang terkena najis dan air itu berubah karena najis.

Disebut air sedikit adalah air yang kurang dari dua qullah,sedangkan yang disebut air yang banyak adalah air yang banyaknya mencapai dua qullah atau lebih,adapun ukuran dua qullah adalah apabila air disimpan di dalam bak air berbentuk kubus dengan ukuran panjang,lebar dan tinggi 60 cm,atau air sekitar 216 liter.

الماءُ لا يُنَجِّسُهُ شيئٌ إلّا ما غَلَبَ على طَعْمِه أو لونِه أو ريحِه (رواه ابن ماجه والبيهقي)

‘’Air yang tidak dinajisi sesuatu,kecuali apabila berubah rasa,warna atau baunya”

إذا كانَ الماءُ قُلَّتَيْنِ لم يُنَجِّسُهُ شيئٌ (رواه الخمسة)

“Apabila air cukup dua kulah,tidaklah dapat dinajisi sesuatu apapun”

 

Wallohu A’lam bishowab

Semoga Bermanfa’at.



[1] Kitab Al Fiqh 1 hal 3 penerbit Darussalam gontor.

[2] Iqna Abu Syuja’ hal 81

[3] Fathul qorib

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon