PROFESIONAL DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSI MANUSIA

 

PROFESIONAL DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSI MANUSIA

Seorang Mu’min pastilah sudah mengetahui dan memahami tugas dan fungsi sebagai manusia,dan tugas dan fungsi tersebut mesti harus dijalankan dengan benar dan professional,tapi sebelumnya kita haruslah memahami pengertian professional menurut Islam.

I.          Pengertian

1.         Profesionalitas berarti kemampuan untuk bertindak secara Profesional(KBBI)

2.         Profesional adalah melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok,artinya pekerjaan tersebut bukanlah sebagai hobi ataupun pengisi waktu luang,atau yang disebut professional adalah seseorang yang melakukan suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut dijadikannya sebagai pekerjaan utama dan profesinya.

3.         Maka seorang Profesional akan bekerja dengan sungguh sungguh,disiplin,loyalitas tinggi serta penuh dedikasi(pengabdian).

II.          Nilai nilai Islam yang mendasari dan menjadi tanda sikap profesionalitas.

1.       Dedikasi

Dedikasi berarti pengabdian.seorang profesional akan menjadikan pekerjaannya sebagai sarana untuk pengabdian(ibadah),karena tugas utama manusia adalah untuk beribadah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

‘’Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku’’.(Adz-dzaariat:56)

2.    Loyalitas /didasari dengan kecintaan dan kesetiaan terhadap pihak yang memberi pekerjaan atau tugas yaitu Alloh SWT,jika sudah mencintai yang memberikan tugas,maka pasti akan mencintai tugas yang diberikan yaitu ibadah.

وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

‘’Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya(atau yang diberikan loyalitas),maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.’’(Al Maidah : 56)

3.    Kejujuran .

Jujur berarti Shiddiq(benar),seorang yang profesional haruslah orang yang jujur,karena kejujuran adalah jalan untuk menuju sukses.dan Alloh memerintahkan kepada kita untuk jujur.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”(At Taubat ; 119)

Adapun dalam Hadits dikatakan bahwa kejujuran adalah jalan unutuk menuju kesuksesan

عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : " إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً " متفقٌ عليه .

 

Dari Ibnu Mas'ud r.a.

dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Sesungguhnya kebenaran - baik yang berupa ucapan atau perbuatan - itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu  niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya  seseorang itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli  berdusta."

(Muttafaq 'alaih)

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa sifat jujur adalah pangkal dari kebaikan(kesuksesan),jadi untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat haruslah dimulai dari sikap jujur dan menjauhi kebohongan walaupun dalam bergurau atau candaan.

4.         Obyektif

Obyektif adalah mempunyai pandangan dan sikap yang adil,dalam bertindak dia tidak terbawa perasaan,baik perasaan suka atau benci yang keluar dari hawa nafsu atau bersifat pribadi.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ

‘’Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil’’ (Al Maidah :8)

Maksud ayat diatas adalah perintah dari Alloh bahwa kita harus tetap berbuat adil walaupun kepada orang yang dibenci,dalam Ayat yang lain juga Alloh menjelaskan.

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ

‘’Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.’’(Annur :2)

Dalam ayat diatas Alloh memerintahkan kepada kita untuk menjalankan hukum dengan adil,dan janganlah rasa kasihan yang ada dalam diri kita mencegah kita untuk berbuat adil.

5.         Tanggung jawab(Amanah)

Tanggung Jawab(Amanah) atau tidak berkhianat/menyia nyiakan tanggung jawab adalah dasar dan tanda seorang yang bersikap profesionalitas.Seorang Mu’min haruslah meyakini bahwa amanat amanat yang Alloh berikan haruslah di dilaksanakan karena semuanya akan dipertanggung jawabkan nanti di Yaumil Akkhir.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”(Al Anfal:27)

6.         Positif Thinking

Berpikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Husnuzh zhan tersebut, tidak saja ditujukan kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap dan berfikir positif kepada Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa(Al Hujurot:12)

Ayat diatas adalah larangan bersikap buruk sangka kepada sesama orang beriman,yang berarti perintah untuk berbaik sangka kepada mereka.

أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدي بي,وأنا معه إذا ذَكَرَنِىي,فَإِنْ ذَكَرَني في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسي (رواه مسلم)

Firman Alloh dalam hadits Qudsi”Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku,Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku,jika ia mengingat-Ku dalam dirinya,maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.

Dan Hadits ini menjelaskan bahwa Alloh akan memberikan hasil dari sebuah amal pada seorang hamba sesuai dengan prasangka hamba tersebut kepada Alloh.

Dengan berbaik sangka, seseorang akan lebih lebih bersikap  optimis. Apabil ia berhasil dalam usahanya tidak menjadi sombong dan lupa diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan gagal merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.

7.         Disiplin waktu

Waktu adalah makhluq Alloh yang selalu bersama manusia,dan manusia hanya sekali menjumpainya seumur hidupnya,tidak ada manusia yang bertemu dua kali dengan 1 waktu,dalam arti waktu tidak bisa diulang,oleh karena itu hargailah waktu,sebagaimana Imam Asy Syafi’i mengatakan

الوقْتُ كاالسيفِ فإِنْ قَطَعْتَه وإلّا قَطَعَتْكَ,ونَفْسُك إن لم تَشْغَلْها بالحقِّ وإلّا شَغَلَتْكَ بالباطلِ

Waktu laksana pedang,jika engkau tidak menggunakannya,maka ia akan menebasmu.Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan,pasti akan tersibukkan dalam hal yang bathil/sia sia.

Bahkan karena pentingnya waktu,Alloh sampai bersumpah dengan waktu dalam Surat Al Ashr,bahwa manusia yang tidak menghargai waktu adalah orang yang rugi,kecuali orang yang menggunakan waktunya untuk keimanan,beramal sholih dan saling berwashiat dalam kebenaran dan kesabaran.

8.         Efektif dan Efisien

Bertindak efektif artinya merencanakan ,mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros dan

memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efesien.



[1] Riyadhush Sholihin Kompilasi Anshory Ismail no:54

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon