Akhlaq Syakhsyiah


1. Pengertian Akhlaq
a. Secara Bahasa ( أخلاق ) adalah jama’ dari ( خُلُقٌ) yang berarti :
وهو الدِّينُ والطّبَعُ والسِّجيّةُ
 Yaitu Addiin,tabi’at dan perangai 
وقال ابن الأعْرابِيّ : الخَلقُ – المُرُوءَةُ
Ibnul Arobiy berkata : Al Khuluq artinya muru’ah(kepribadian/harga diri)
b. Secara Istilah
وحقيقتُه أنّه صورةُ الإنسانِ الباطنةِ وهي نفْسُه وأوصافُها ومَعَانيها المخْتَصَةُ بها بمنْزِلَةِ الخَلْقِ لِصورَتِه الظاهِرةِ وأوصافِها ومَعَانيها ولهُمَا أوصافٌ حَسَنةٌ وقبِيْحَةٌ 
“Hakikatnya(Akhlaq)adalah gambaran bathin manusia,yakni jiwanya,sifat sifatnya makna maknanya yang spesifik yang dengannya terlihat kedudukan makhluq  lantaran gambarannya secara Zhohir,baik sifat sifatnya,makna maknanya,dan keduanya memiliki sifat baik dan buruk.
Dari pengertian diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa Akhlaq adalah gambaran bathin manusia dimana ada yang baik dan ada yang buruk,yang dengan akhlaq tersebut bisa terlihat kedudukan manusia apakah dia orang baik atau orang yang tidak baik.
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah kita simpulkan,ada beberapa point tentang Akhlaq,yaitu:
Akhlaq adalah Tabi’at yang erat kaitannya dengan dien(ketaatan) seseorang.
Akhlaq erat kaitannya dengan harga diri seseorang,yaitu harga diri seseorang tidak ditentukan oleh ketampanan,kekayaan dan hal duniawi lainnya,tapi ditentukan oleh akhlaqnya.
Akhlaq terbagi dua yaitu akhlaq yang baik dan bersifat terpuji (مَحْمودة ) yang dan akhlaq dan tidak baik yang bersifat tercela(مَذمومة ).
Baik buruknya nasib manusia di dunia dan akhirat ditentukan oleh akhlaqnya.
2. Perbedaan Akhlaq dan Etika
Akhlaq dan Etika memang terlihat sama,karena banyak yang prakteknya sama,seperti sopan dan berbuat baik kepada orang tua,namun jika diteliti akhlaq dan etika ada perbedaan,diantaranya :
Dari segi standar,standar akhlaq adalah Al Qur’an yang umum,antara di Arab dan di Indonesia bersifat sama karena standarnya sama,antara dulu dan sekarang juga sama karena standarnya juga sama,sedangkan standar etika adalah kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di suatu tempat dan suatu zaman.
Dari segi sifat,kalau Akhlaq bersifat universal(umum)untuk semua Mu’min dimanapun dan kapan pun,sedangkan etika bersifat parsial,hanya untuk golongan tertentu dan pada zaman tertentu.
Contoh :di Arab ada sebuah kebiasaan apabila ada dua orang yang sedang bertengkar,kemudian yang seorang memegang dagu yang menjadi lawannya,maka pertengkaran itu akan berhenti,karena perbuatan memegang dagu berarti ajakan untuk berdamai,beda jika hal tersebut terjadi pada masyarakat sunda,memegang dagu berarti pelecehan(menurut orang sunda:nyoo gado),dengan demikian pertengkaran bukannya mereda,bahkan makin meruncing.
3. Tujuan Rosul diutus
Salahsatu tujuan diutusnya Rosul adalah agar menjadi contoh,salahsatunya dalam masalah Akhlaq,sebagaimana firmannya Qs Al Qolam:4
. وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Ada sebuah hadits yang mengatakan :
إنّما بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مكارِمّ الأخْلاقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Akhlaq
4. Akhlaq Syakhshiah dan jenis jenisnya
Akhlaq Syakhshiah adalah akhlaq yang berkaitan dengan pribadi sesorang yang apabila akhlaq syakhshiah ini dilaksanakan maka akan berimplementasi kepada terbentuknya akhlaq terhadap lingkungan dan akhlaq jama’ah jama’ah.
Adapun jenis jenis akhlaq syakhshiah diantaranya : 
a. Shidiq
Shiddiq yaitu jujur adalah merupakan salah satu sifat Rosul,karena jika Rosul berbohong,bisa saja dia berbohong tentang firman Alloh,maka Rusul pasti benarnya dan mustahil dia berbohong.Alloh menyuruh kepada kita untuk mempunyai sifat shiddiq,karena shiddiq adalah karakter orang yang berada dalam Shirotol Mustaqim.Firman Alloh dalam Qs Al Fatihah 6.
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,” dalam ayat ini terdapat do’a agar ditunjukkan kepada kita jalan yang lurus,dan jalan yang lurus tersebut dijelaskan oleh Alloh dalam Qs An Nisa :69
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً
“Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Artinya shirotol Mustaqim adalah jalan para Rosul,para Shiddiqin,orang yang mati syahid dan orang orang sholih.dalam ayat di atas terdapat kata”shiddiqin”yang menyatakan bahwa diantara orang orang yang diberi ni’mat oleh Alloh adalah”shiddiqiin”yaitu orang orang(para shohabat)yang membenarkan Rosul.
Diantara upaya untuk menjadi orang orang yang shiddiq adalah dengan bergaul dengan orang orang yang Shiddiq(jujur) sebagaimana Alloh sebutkan dalam Qs At Taubah : 119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
Adapun Hadits yang menyatakan kejujuran yaitu
عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : " إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً " متفقٌ عليه .
Dari Ibnu Mas'ud r.a. 
dari Nabi s.a.w., sabdanya: 
"Sesungguhnya kebenaran - baik yang berupa ucapan atau perbuatan - itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu  niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya  seseorang itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli  berdusta." 
(Muttafaq 'alaih)
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa sifat jujur adalah pangkal dari kebaikan,jadi untuk mendapatkan kebaikan dunia akhirat haruslah dimulai dari sikap jujur dan menjauhi kebohongan walaupun dalam bergurau atau candaan.
Dan kebohongan yang paling besar adalah adalah membuat buat atau mengadakan sesuatu urusan dan mengatasnamakan Alloh,mengatakan suatu perkara dibolehkan dalam Islam padahal faktanya perkara tersebut adalah haram ataupun sebaliknya,sebagaimana firman Alloh dalam Qs An Nahl:116
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَـذَا حَلاَلٌ وَهَـذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُواْ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”
b. Amanah
Amanah juga merupakan sifat Rosul yang berarti terpercaya,Seorang rosul haruslah terpercaya agar tidak mengkhianati(menambah atau mengurangi)amanat yang Alloh berikan,kita selaku ummat Rosul diwajibkan untuk mengikuti Rosul dan menjadikannya uswatun hasanah yaitu dengan memiliki dan melaksanakan sifat Amanah yang merupakan sifat harus ada di para Rosul,sebagaimana Alloh pesankan kepada kita pada Qs Al Anfal :27
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Dalam ayait ini dijelaskan bahwa kita janganlah mengkhianati amanat yang Alloh berikan kepada kita,dan diantara  amanah besar yang Alloh berikan kepada kita adalah menghukumi manusia dengan ‘adil atau sesuai ketentuan Alloh dan Rosul.sebagaimana Firman Alloh Qs An-Nisa:58
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Sebaliknya jika kita tidak tidak mempunyai sifat amanah,maka kita akan termasuk orang yang munafik sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah Hadits yaitu
عن أَبي هريرة ، رضي اللَّه عنه ، أن رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : " آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وإِذَا آؤْتُمِنَ خَانَ " متفقٌ عليه.
وفي رواية : " وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وزعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ " .
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tanda orang munafik itu tiga macam yaitu jikalau berkata dusta, jikalau berjanji menyalahi - tidak menepati - dan jikalau diamanati - dipercaya untuk memegang sesuatu  amanat - lalu berkhianat." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan-dengan tambahan: "Sekalipun ia berpuasa, bersembahyang dan menyangka bahwa ia seorang muslim."
Memenuhi Janji,memenuhi janji adalah kewajiban setiap mu’min dan orang yang tidak memenuhi janji termasuk salahsatu orang yang mempunyai tanda munafik,bahkan ada sebuah peribahasa arab yang mengatakan janji adalah utang,sedangkan utang harus dibayar,adapun ayat tentang kewajiban memenuhi janji adalah Qs Al-Maidah:1
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَوْفُواْ بِالْعُقُودِ أُحِلَّتْ لَكُم بَهِيمَةُ الأَنْعَامِ إِلاَّ مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنتُمْ حُرُمٌ إِنَّ اللّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu . Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”yang dimaksud aqad dalam ayat diatas adalah janji.
Dan hadits Rosululloh SAW
وعن ابن مسْعُودٍ ، وابنِ عُمرَ ، وأنسٍ رضي اللَّه عنهُمْ قَالُوا : قَالَ النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: " لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يوْمَ القِيامةِ ، يُقَالُ : هذِهِ غَدْرَةُ فُلانٍ " متفقٌ عليه .
Dari Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Umar dan Anas radhiallahu 'anhum, berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Setiap orang yang bercidera - yakni tidak menepati janji - itu akan memperoleh sebuah bendera pada hari kiamat, diucapkan: "Inilah percideraan si Fulan." (Muttafaq 'alaih)
c. Adil
Kita sering mendengar istilah adil/keadilan,pengertian ‘adil adalah
عبارةٌ عنِ الامرِ بَيْنَ طَرَفَيْ الإفراطِ والتّفرِيْطِ وفى الشريعةِ عِبَارَةٌ عَنِ الإستِقامةِ على طريقِ الحقِّ
“Bersikap pertengahan dan sewajarnya antara dua perkara,tidaklah berlebihan(memberat beratkan) dan meremehkan,sedangkan ‘adil dalam pandangan Syari’at adalah istiqomah dalam jalan yang haq.”
Jadi ‘adil adalah lurus sesuai dengan haq(sesuatu yang sudah diputuskan Alloh),karena haq itu datangnya dari Alloh.
الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Kebenaran itu adalah dari Robbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”(Al Baqoroh:147),dan dari ta’rif dan ayat inilah ada sebagian orang yang berkesimpulan bahwa 
dalam Islam ‘adil bukanlah menyamakan antara satu dengan yang lainnya,tapi adil menurut islam adalah menetapkan sesuatu sesuai dengan keharusannya/tempatnya( وَضْعُ الشَّيْئِ فِى مَحَلِّهِ),seperti membedakan antara laki laki dan perempuan dalam hal warits,yang menurut pandangan orang orang yang tidak mengerti tentang islam,hal tersebut adalah suatu bentuk ketidak adilan,tapi  orang yang faham akan konsep adil dalam islam akan memahami bahwa itu adalah salah satu bentuk keadilan dalam islam,atau menetapkan hukuman sesuai dengan jenis dan beratnya pelanggaran,itulah yang disebut adil dalam islam.Dan Alloh menyuruh kita untuk ‘adil dalam segala hal,termasuk dalam persaksian,bahkan kepada musuh sekalipun.perbuatan ‘adil ini diharuskan dalam islam menurut firman Alloh Qs Al- Maidah ayat 8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
‘’Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’’.
Dalam sebuah hadits Rosululloh menjelaskan keutamaan orang yang adil
Dari ‘Abdulloh bin Amr ra,Rosululloh bersabda,”Orang orang yang ‘adil berada di atas mimbar tepat di sebelah kanan Alloh yang terbuat dari cahaya.’’(sanad hadits shohih riwayat Ahmad)
d. Istiqomah,
Istiqomah adalah :
الإستقامة : المداوَمَةُ.وقِيلَ : الإستقامة أن لا تَخْتَارَ على اللهِ شيئا
“Istiqomah adalah berkesinambungan.ada juga yang mengatakan bahwa Istiqomah adalah kamu tidak memilih milih tugas yang Alloh berikan,seperti memilih yang mudah mudah saja dan meninggalkan yang susah atau sebaliknya.
Dan perintah untuk istoqomah berada di dalam Hadits Rosululloh SAW :
وَعَنْ أبي عمرو ، وقيل أبي عمْرة سُفْيانَ بنِ عبد اللَّه رضي اللَّه عنه قال: قُلْتُ : يا رسول اللَّهِ قُلْ لِي في الإِسلامِ قَولاً لا أَسْأَلُ عنْه أَحداً غيْركَ . قال: " قُلْ : آمَنْت باللَّهِ: ثُمَّ اسْتَقِمْ " رواه مسلم .
. Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan namanya Abu 'Amrah, Sufyan bin Abdullah r.a., katanya: 
"Saya bertanya: Ya Rasulullah, katakanlah padaku dalam Islam tentang suatu ucapan yang saya tidak akan menanyakan lagi pada seseorang selain Tuan." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Katakanlah, saya beriman kepada Allah kemudtan bertindak luruslah - berpegang teguhlah pada kebenaran." (Riwayat Muslim)
Para ulama berkata: Makna istiqamah, yaitu tetap taat kepada Allah Ta'ala. Mereka mengatakan bahwa istiqamah itu adalah termasuk dari golongan jawami'ul kalim - yakni sedikit kata-katanya tetapi luas pengertiannya.
Dalam surat Fushshilat ayat 30 Alloh menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang istiqomah adalah :
Di Dunia mereka akan diberi kekuatan sehingga mereka tidak takut dalam menjalankan keta’atan dan tidak bersedih atas apa yang tidak bisa diraihnya.
Di Akhirat mereka dijanjikan surga.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
e. Tawakkal,
Pengertian tawakkal adalah :
 به يُثِقون لا بِغَيْرِهِ  Hanya kepada Alloh mereka mempercayakan(menyerahkan urusan),dan bukan kepada selain Alloh
At-Thalaq :3
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Dalam hadits juga dijelaskan bahwa tawakkal itu mencukupkan Alloh sebagai penolong.
عن ابْنِ عَبَّاس رضي اللَّه عنهما أيضاً قال : "حسْبُنَا اللَّهُ ونِعْمَ الْوكِيلُ قَالَهَا إبْراهِيمُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حينَ أُلْقِى في النَّارِ ، وَقالهَا مُحمَّدٌ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حيِنَ قَالُوا: "إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إيماناً وقَالُوا : حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوكِيلُ " رواه البخارى.
وفي رواية له عن ابْنِ عَبَّاسٍ رضي اللَّه عنهما قال : " كَانَ آخِرَ قَوْل إبْراهِيمَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حِينَ ألْقِي في النَّارِ " حسْبي اللَّهُ وَنِعمَ الْوَكِيلُ " .
Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma pula, katanya: 
"Lafaz: Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya: Cukuplah Allah itu sebagai penolong kita dan Dia adalah sebaikbaiknya yang diserahi, itu pernah diucapkan oleh Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan ke dalam api, Juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang-orang sama berkata: "Sesungguhnya orang-orang banyak telah berkumpul-bersatu-untuk memerangi engkau,maka takutilah mereka itu," tetapi ucapan sedemikian itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang beriman melainkan hanya menambah keimanan dan mereka berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil. (Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas r.a. disebutkan: Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu:  Hasbiallah wa ni'mal wakil artinya: "Cukuplah Allah itu sebagai penolongku dan Dia adalah  sebaik-baiknya yang diserahi."
Menurut ayat diatas tawakkal adalah Yaqin bahwa Alloh akan mencukupkan keperluannya disertai menjalankan ikhtiar,karena ikhtiar adalah kewajiban dari Alloh.
Perintah untuk bertawakkal adalah Al-Anfal :2
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Ayat diatas menjelaskan bahwa salah satu sifat orang yang keimanannya sempurna adalah orang yang bertawakkal,ini mengandung arti bahwa tawakkal adalah merupakan perintah dari Alloh kepada kita jika ingin menyempurnakan keimanan kita.
Demikianlah Akhlaq Syakhsyiah yang harus kita miliki agar hidup kita sesuai dengan misi Rosululloh yaitu untuk menyempurnakan Akhlaq.

Wallahu A'lam bishshowaab.

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon