Hadapi,Hayati,Nikmati,Satu kesulitan Dua kemudahan

 

Hadapi,Hayati dan Nikmati

Satu Kesulitan Dua Kemudahan

Bagi seorang Mu’min,hidup adalah ujian dan cobaan,karena itu sudah menjadi janji Alloh dalam Al Qur’an bahwa manusia yang beriman dengan mengucap dua kalimat Syahadat pastilah akan diuji oleh Alloh sebagai screening apakah keimanan nya benar atau hanya di bibir belaka atau bohong,sebagaimana Firman Alloh.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ - وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? -Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Adapun ujian yang Alloh berikan bermacam macam,ada ujian berupa perintah dan larangan,ada ujian berupa kesenangan dan kesusahan,ada juga ujian berupa kemudahan dan kesukaran.

وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).”(Al A’rof : 168)

Yang akan kita bahas disini adalah bagaimana kita menghadapi ujian berupa kesusahan dan kesukaran,baik kesusahan dan kesukaran dalam kehidupan maupun kesusahan dan kesukaran dalam menghadapi tugas atau pekerjaan.

1.       HADAPI

Orang yang beriman haruslah yakin bahwa ujian kesulitan yang Alloh berikan adalah untuk meningkatkan kwalitas keimanannya

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”

Segala ujian yang Alloh berikan(bukan hanya kehidupan dan kematian)adalah sarana bagi kita untuk menjadi orang yang paling baik amalannya.

2.       HAYATI dengan cara

a.       Yakini bahwa Alloh tidak akan menguji melainkan sesuai dengan kadar kemampuan seorang hamba,Alloh tidak akan memberikan ujian diluar kadar kemampuan dan kesanggupan.

لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.(Al Baqoroh ; 286)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً

“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”(At Tholaq ; 7)

b.      Meyakini bahwa bisa jadi yang kita benci adalah yang terbaik untuk kita dengan berbaik sangka kepada Alloh dan meyakini bahwa apapun yang Alloh berikan baik berupa kesusahan maupun kemudahan maka itu lah yang terbaik untuk kita.

وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al Baqoroh:216)

أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدي بي,وأنا معه إذا ذَكَرَنِي,فَإِنْ ذَكَرَني في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسي (رواه مسلم)

”Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku,Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku,jika ia mengingat-Ku dalam dirinya,maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.”

c.       Dibalik satu kesukaran ada dua kemudahan.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً - إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan - sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Al Insyiroh : 5-6)

Perlu kita perhatikan bahwa lafazh يُسْرا  adalah lafazh isim Nakiroh,menurut Ibnu Hajar jika Isim Nakiroh disebut dua kali

النّكرةُ إذا تُكُرِّرَتْ دلّتْ على التّعدُّد

“Isim Nakiroh jika disebut berulang ulang(2 kali) maka menunjukkan ma’na berbilang(maksudnya lafazh yang kedua bukan yang ke satu)”[1]

Jadi jika merujuk pada kaidah ini maka kesulitan (عُسرِ ) ada satu,sedangkan kemudahan ( يُسْرًا ) ada dua,Alhasil setiap Alloh memberikan satu kesulitan maka pasti Alloh akan memberikan dua kemudahan.

3.       NIKMATI

Orang orang yang beriman tidak akan mengeluh terhadap cobaan dan ujian,bahkan mereka akan menikmati ujian yang Alloh berikan,karena beratnya ujian akan menjadi kenangan yang menyenangkan ketika datangnya keberhasilan,sebagaimana orang yang mati syahid ketika dimasukkan ke surga,mereka menyukai dan menginginkan dikembalikan ke dunia untuk kembali berjihad,mengapa? Karena mereka menikmati ujian dan proses dalam berjihad dan memperjuangkan agama Alloh.

ما أحدٌ يَدْخُلُ الجنّةَ يُحِبُّ أن يَرجِعَ إلى الدّنيا وله ما على الأرضِ مِن شيئٍ إلّا الشهيدَ يتمنّى أن يرْجِعَ إلى الدّنيا فيُقْتَلَ عشر مرّاتٍ لِما يرى من الكرامةِ (متفق عليه)

“Tidak ada seorangpun yang memasuki surga menyukai(menginginkan)dikembalikan ke dunia meski diberikan kepadanya seluruh kekayaan yang ada di bumi,kecuali orang yang mati syahid,maka dia mengharap dapat kembali ke dunia lalu dia terbunuh sebanyak sepuluh kali,dikarenakan kemuliaan yang di lihatnya.”[2]

Oleh karenanya hendaknya orang beriman tidak berkeluh kesah atas kesukaran yang Alloh berikan,tetapi berusaha menerima bahkan menikmati kesusahan tersebut,karena kesusahan adalah ujian dari Alloh,dan ujian tidak akan Alloh berikan kecuali kepada orang yang memang layak untuk mendapatkannya.

 

Wallohu A’lam Bishshowaab.

Semoga Bermanfaat.



[1] Fathul Bari juz 2 halaman 504

[2] Minhajul Muslim halaman 242.

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon