إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه
ونستغفره,ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّأت أعمالنا من يهد الله فلا مُضلّ له
ومن يُضْلل فلا هاديَ له,أشهد أن لا اله إلّا الله وحده لا شريك له,وأشهد أنّ
محمّدا عبده ورسوله الذي لا نبيّ ولارسولَ بعده والصلاة والسلام على رسول الله
سيّدنا محمّدٍ وعلى أله وصحبه ومن والاه(أمّا بعد)فإنّ خيرَ الحديث كتابُ الله
وخيرَ الهديِ هديُ محمّدٍ صلّى الله عليه وسلّم وشرَّ الأمور محدثاتها وكلَّ
محدثاتٍ بدعةٌ وكلَّ بدعة ضلالةٌ وكلَّ صلالةٍ فى النّار,أعوذ بالله من الشّيطان
الرجيم,بسم الله الرّحمن الرّحيم,ياأيّهاالذين أمنوا اتّقوالله حقّ تقاته,ولا تموتنّ
إلّا وانتم مسلمون,وقال أيصا:قد أفلح من تزكّى,وذكراسم ربّه فصلّى(الأعلى 14-15)
Puji
dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadhirat Alloh SWT yang telah memberikan
kita berbagai macam ni’mat terutama ni’mat iman dan islam,juga telah menurunkan
Syari’at islam kepada kita dengan tujuan untuk kesuksesan dalam hidup
kita,yaitu sukses dunia akhirat
(حسنة فى الدّنيا والأخرة
)
Sholawat
dan salam juga mudah mudahan dilimpahkan kepada junjunan kita nabi Muhammad
SAW,kepada seluruh keluarga dan sahabatnya,dan kepada kita selaku
ummatnya,mudah mudahan juga sholawat yang kita ucapkan membuahkan pahala yang
berlipat,karena Rosululloh bersabda
جائنى جبريل وقال : يا محمّد لا
يُصَلِّى عليك احدٌ إلّا صلّى عليه سبعون ألف ملك ومن صلّتْ عليه الملائكةُ كان من
أهل الجنّة
Telah
datang kepadaku jibril,dan dia berkata:Wahai Muhammad,tidak seorang pun yang membacakan
sholawat untukmu,kecuali akan dibacakan sholawat untuknya oleh tujuh puluh ribu
malaikat,dan barang siapa dibacakan sholawat oleh malaikat,maka dia termasuk
ahli surga.
Hadirin,sidang
jum’at Rohimakumulloh…..
Pada
kesempatan yang mulia ini khotib berwasiat,marilah sama sama kita meningkatkan
ketakwaan kita kepada Alloh SWT,karena surge hanya diperuntukan bagi orang yang
bertakwa,dan takwa itu dimulai dari hati yang ta’at dan takut kepada siksanya
Alloh.
Hadirin
Ahli jum’at Rohimakumulloh,pada kesempatan yang mulia ini khotib akan membahas
tentang Syarat Taubat.
Hadirin
Sidang jum’at Rohimakumulloh….
Taubat
yang Allah perintahkan adalah taubat nasuha, yang memiliki beberapa
syarat, di antaranya:
Pertama, ikhlas karena Allah Ta'ala. Yaitu; hendaknya taubat seseorang
semata mata karena keta’atan kepada Allah Ta'ala, bukan karena ingin dilihat dan
didengar orang lain, bukan juga karena ingin mendekati seseorang. Akan tetapi
taubatnya semata-mata karena ingin kembali kepada Allah dengan jujur. Ikhlas
merupakan syarat setiap amal, dan termasuk amal shaleh adalah taubat kepada
Allah Azza wa Jalla, sebagaimana Firman Allah Ta'ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Dalam
Ayat lain juga Alloh berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. an-Nur: 31)
Kedua, menyesal Yaitu; menyesali dan merasakan sedih atas dosa yang
telah perbuat seraya mengangankan seandainya hal tersebut tidak terjadi pada
dirinya. Dia menilai hal tersebut sebagai perkara besar yang harus dia jauhi. Abdullah
bin Mas'ud ~ berkata, Rasulullah ~bersabda, "Penyesalan adalah
Taubat"
Bukti benarnya penyesalan seseorang adalah,hati menjadi peka, air mata berderai
karena pengakuan terhadap dosa. Jika air mata telah bercucuran, dan hati terasa
lembut, maka dosa akan diampuni.
Pengakuan orang yang berbuat dosa dari dosanya dan penyesalan terhadapnya,
indikasi taubat yang diterima.
Allah Ta'ala berfirman,
وَآخَرُونَ اعْتَرَفُواْ
بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُواْ عَمَلاً صَالِحاً وَآخَرَ سَيِّئاً عَسَى اللّهُ أَن
يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka,
mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang
buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. at-Taubah: 102)
Dalam hadits Syaddad bin Aus ~, dari Rasulullah~ beliau membacakan, "Sayyidul
Istighfar (penghulu istighfar) yaitu:
اللهمّ أنتَ ربّى لا إله إلّا
أنتَ خلقْتَنى وأنا عبدك وأنا على عهدِكَ ووعْدِكَ مااستطعْتُ أعوذ بك مِن شَرّ ما
صنَعْتُ أبوءُلَكَ بنعْمتِكَ عليَّ وأبوءُ بدنْبي فاغفِرْلي فإنّه لا يغْفِرُ
الذّنوبَ إلّا أنتَ (رواه البُخاري)
"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain-Mu yang menciptakanku, dan aku
adalah hamba-Mu, aku akan selalu
menunaikan janji kepada-Mu semampuku, aku
berlindung dari kejahatan yang aku perbuat, aku
kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku dan aku bertaubat
dari dosaku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau."
Siapa yang membaca doa ini pada siang hari dengan
yakin kemudian dia meninggal pada hari itu sebelum datangnya sore maka dia termasuk ahli surga, dan
siapa yang membacanya pada malam hari dengan yakin kemudian meninggal
pada malam itu maka dia termasuk ahli surga."
Ketiga,
melepaskan
diri dari maksiat. Jika maksiatnya karena melakukan perbuatan yang diharamkan,
maka taubatnya adalah meninggalkannya saat itu juga.Jika maksiatnya
meninggalkan kewajiban, maka taubatnya adalah melaksanakan kewajiban saat itu juga.
Adapun seseorang yang lisannya menyatakan taubat namun hatinya masih condong
melakukan maksiat atau meninggalkan kewajiban, maka taubatnya tidak bermanfaat
baginya.Tidak sah taubat yang tetap diiringi perbuatan maksiat terus menerus.Misalnya
dia berkata bahwa dirinya bertaubat dari Riba, namun dia masih saja terus
berhubungan dengan riba, maka taubatnya tidak sah.Seandainya dia berkata, 'Saya
bertaubat dari ghibah, akan tetapi setiap kali dia hadir dalam sebuah
pertemuan, dia melakukan ghibah. Maka dengan demikian taubatnya adalah dusta.Seandainya
seseorang berkata, 'Saya bertaubat dari mendengarkan nyanyian yang haram,' akan
tetapi dia terus menerus melakukannya , maka dia berdusta dengan taubatnya.
Demikianlah hal tersebut berlaku pada semua bentuk maksiat, jika seseorang
terus menerus melakukannya, maka pengakuan taubatnya adalah dusta. * Jika
maksiatnya berkaitan dengan hak-hak makhluk, maka taubatnya tidak sah
hingga dia membebaskan diri dari hak-hak tersebut.
Abu Hurairah (berkata), "Sesungguhnya Rasulullah ~ bersabda,
مَنْ كانَتْ عندَهُ مَظْلَمَةٌ
لِأَخيه فلْيَتَحَلَّله ,فإنّه ليس ثَمَّ دينارٌ ولا درْهمٌ مِن قَبْلِ أن يأخُذَ
لِأخيه مِنْ حَسَناتِهِ ,فإنْ لَم يَكُنْ حسناتٌ أُخِذَ مِنْ سيِّئاتِ أخيه
فَطُرِحَتْ عليه (رواه البخاري)
"Siapa yang berbuat zalim kepada saudaranya,hendaklah dia minta
dihalalkan (dimaafkan) darinya, karena nanti (di hari kiamat) tidak ada dinar
atau dirham (yang dapat digunakan untuk membayarnya), sebelum nanti
kebaikannya diambil untuk diberikan kepada saudaranya, namun jika dia
sendiri tidak memiliki kebaikan, maka keburukan
saudaranya (yang dizalimi) akan dilemparkan kepadanya."
Jika maksiatnya dalam bentuk mengambil harta orang lain atau merampasnya, maka
tidak sah taubatnya sebelum dia kembalikan harta tersebut kepada yang berhak
jika orangnya masih hidup,atau kepada ahli warisnya jika dia telah meninggal. Jika
maksiatnya dalam bentuk melakukan ghibah2 terhadap
sesama muslim maka dia wajib minta dihalalkan dari orang tersebut, jika orang tersebut
tahu bahwa dia telah melakukan ghibah kepadanya atau khawatir dia akan
mengetahuinya.Kalau tidak, cukuplah dia memintakan ampunan untuknya (orang yang
dia ghibah) dan memuji sifat-sifatnya yang terpuji di pertemuan tempat dia pernah
melakukan ghibah kepada orang tersebut.Karena kebaikan akan menghapus
keburukan.
Keempat,
bertekad
untuk tidak kembali.Yaitu menguatkan tekad dalam hati untuk tidak kembali
kepada perbuatan maksiat yang dia telah taubat darinya.Jika dia bertaubat dan
meninggalkan perbuatan dosa sementara dia masih mengangankan kemaksiatan
tersebut dan masih ada ketergantungan hati dan pikiran terhadapnya. Misalnya
jika kesempatan ada dia akan kembali lagi melakukannya, maka taubatnya tidak
sah.
Seperti seseorang -na'udzu billah- yang menggunakan harta untuk
membantunya bermaksiat kepada Allah, dia membeli barang-barang memabukkan, atau
menuju negeri-negeri tertentu untuk berzina, dan mabuk mabukkan!! lalu dia tertimpa
kefakiran, kemudian berkata, Ya Allah, aku bertaubat kepada-Mu, padahal dia
berdusta, karena dalam hatinya mengangankan jika kondisinya kembali normal dia akan
melalui hidup seperti semula, ini adalah taubatnya orang lemah, dan karenanya
tidak diterima.Maksudnya adalah ketika dia bertaubat, dia harus memiliki tekad
yang kuat, kokoh dan tahan banting.Kehendaknya kuat untuk tidak kembali kepada perbuatan
maksiat, "Perumparnaaannya, jika orang yang sakit mengetahui bahwa buah
tertentu membahayakan penyakitnya, maka dia bertekad kuat untuk tidak memakannya
sedikit pun."
Karunia Allah Maha luas."Karena itu wajib bagi kita untuk bersikap jujur kepada
Allah Ta'ala dalam taubat agar kita mencabut perbuatan dosa dan maksiat dengan sesungguhnya.
Kita membencinya, dan menyesal atas perbuatan tersebut sehingga taubat kita dikatakan
sebagai taubat nashuha"
Kelima, dilakukan pada masa amal masih diterima.Maksudnya adalah jika
dilakukan ketika waktu telah habis maka taubat tidak diterima.
Habisnya waktu diterima amal ada 2 waktu;
1. Ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya.Jika matahari telah
terbit dari tempat terbenamnya, taubat seseorang tidak diterima lagi. Allah
Ta'ala berfirman,
يَوْمَ
يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنفَعُ نَفْساً إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ
آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْراً
"Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu
tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu,atau
dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya". (QS.
al-An'am: 158)
Yang dimaksud dalam "sebagian tanda-tanda"pada ayat di atas adalah:
Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya; Begitulah Rasulullah ~menafsirkannya.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiallahu'anhuma, sesungguhnya Rasulullah ~
bersabda,
ولاتَزالُ
التّوبةُ مَقْبولَةً حتّى تَطْلُعَ الشمْسُ مِن المَغْرِبِ,فإذا طَلَعَتْ طُبِعَ
على كُلِّ قلبٍ بِما فيه وكفى النّاسُ العَملَ (رواه أحمد)
"Taubat seseorang pasti
diterima sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya. Jika telah terbit (dari
tempat terbenamnya), setiap hati akan ditutup dengan apa yang ada di
dalamnya, saat itu manusia telah tertutup kesempatan amalnya."
Abu Musa ~ berkata, Rasulullah ~ bersabda,
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari
untuk menerima taubat orang yang berdosa di siang hari, dan Dia
membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa
di malam hari, hingga matahari terbit dari tempat terbenam-nya"
Abu Hurairah ~ berkata, Rasulullah : bersabda,
"Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat
terbenamnya (hari kiamat), Allah akan menerima taubat-nya."
Subhanalloh! Betapa panjangnya waktu yang disediakan untuk menerima taubat,
"Namun betapa lalainya manusia untuk segera bertaubat! Perhatikanlah
keluasan rahmat Allah Ta'ala dan belas kasih kepada hamba-Nya. Dia telah
memperpanjang waktu diterimanya taubat hingga matahari terbit dari tempat
terbenamnya, dan tidak dibatasi siang atau malam, bahkan setiap waktu Allah
menerima taubatnya, semata-mata karena karunia, nikmat
dan kemuliaan-Nya."
2.Ketika ruh sudah di kerongkongan/ajal tiba. Kapan saja telah ajal tiba
pada seseorang dan maut telah nyata baginya, maka taubatnya tidak diterima. Ibnu
Umar berkata, Rasulullah ~ bersabda,
إنّ الله عزّ وجلّ يَقْبَلُ
توبَةَ العبْدِ ما لَم يُغَرْغِر (رواه الترمذي)
"Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla menerima taubat seorang
hamba selama nyawanya belum sampai kerongkongannya" Hadits ini menunjukkan diterimanya taubat seorang
hamba oleh Allah Azza wa Jalla selama ruh yang ada dalam jasadnya belum
sampai kerongkongannya. Ini termasuk kemuliaan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya
yang diterima taubatnya jika dia taubat sebelum datang ajalnya.
Siapa
yang bertaubat sebelum ruhnya sampai di kerongkongan, berarti dia telah
bertaubat dari dekat, sehingga taubatnya diterima.Allah Ta'ala berfirman,
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ
لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ
قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ
أُوْلَـئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orangorang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara
mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya saya bertaubat
sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati
sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang "itu telah Kami
sediakan siksa yang pedih." (QS. an-Nisa: 18) 49
Dalam ayat ini Allah Ta'ala menyamakan orang yang taubat ketika datang ajal
dengan orang yang tidak bertaubat.
Yang dimaksud dengan bertaubat ketika ajal tiba adalah ketika telah disingkapkan
bagi orang yang sekarat sehingga dapat menyaksikan perkara perkara akhirat dan malaikat.
Padahal iman, taubat, dan
semua amal dibangun di atas dasar keimanan. Jika segala sesuatu telah
disingkapkan dan perkara yang ghaib telah disaksikan, maka tidak bermanfaat
lagi iman dan taubat seesorang ketika itu. Karena taubatnya terpaksa bukan atas
pilihannya sendiri. Karena itu, ketika
Fir'aun ditenggelamkan dia berkata, Aku beriman bahwa tidak ada ilah selain
yang diimani oleh Bani Isra'il dan aku termasuk orang-orang muslim. Maka dikatakan
kepadanya, Maksudnya: Apakah sekarang engkau baru mengucapkan hal itu?
آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ
وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
"Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu
telah durhaka sejak dahulu,dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan(QS.Yunus:91)
Karena itu, jika ajal telah tiba, taubat tidak diterima. Maka taubat harus
segera dilakukan, karena kita tidak mengetahui kapan maut itu akan menjemput.
Betapa banyak orang yang tidur di atas ranjangnya dalam keadaan sehat wal
afiat, namun kemudian dia dibawa ke ranjang tempat pemandian mayat. Betapa
banyak orang yang duduk di atas kursi kerjanya melakukan pekerjaannya,
kemudian, dari kursi kerjanya dia dibawa ke ternpat pemandian. Betapa banyak
orang yang keluar mengendarai kendaraannya, namun dia pulang sudah dipanggul di
atas keranda mayat.Karena itu, manusia wajib segera bertaubat, karena dia tidak
tahu kapan kematian itu tiba-tiba mendatanginya. Betapa banyak orang yang mati tiba-tiba.
Bertaubatlah kepada Allah sebelum terlambat.
Saudaraku yang mulia...,Bersegera!ah taubat nasuha Sebelum masa
sekarat dan dicabutnya ruh. Taubat seseorang diterima sebelum ruhnya
sampai di kerongkongan Sebagaimana telah ditetapkan dalam syariat
kita yang suci. Itulah lima syarat yang jika dipenuhi, maka taubat
seseorang dianggap sah. Kapan saja taubat seseorang memenuhi syarat syaratnya,
maka taubatnya diterima. Allah akan hapus dosa-dosanya yang dia telah bertaubat
darinya, meskipun dosanya sebanyak buih di lautan. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. "(QS. az-Zumar: 53)Ayat
ini berkaitan dengan orang-orang yang bertaubat dan kembali kepada Allah dan berserah
diri kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman,
"Siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang" (QS. an-Nisa: 110)
"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat
dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang? " (QS. at-Taubah: 104)
Ma’asyirol Muslimin rohimakumulloh "Bersegeralah untuk bertaubat-semoga kita
semua dirahmati Allah sehingga dapat mengisi umur dengan taubat nashuha kepada
Allah sebelum kematian datang menjemput tiba-tiba dan kita tidak dapat lagi
menghindar"
بارك الله لى ولكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم
وتقبّل منى ومنكم تلاوته إنّه هو السميع العليم
Khutbah kedua
الحمد الله ربّ العالمين وبِهِ نَسْتَعينُ على أُمور
الدّنْيا والدّين والصّلاةُ والسّلامُ على سيّد المرسلين وخاتَمِ النّبيّين وإمام
المُجا هدين سيّدِنا محمّدٍ وعلى ألِهِ وصَحْبهِ أجْمعين,أمّا بَعْدُ
فيا
أيّها الحاضرون اتقوالله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلّا وانتم مسلمون أعوذ بالله من
الشيطان الرّجيم بسم الله الرّحمن الرّحيم ياأيّها النّاس
اتقوا ربّكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبثّ منها رجالا كثيرا
ونساء,واتقوا الله الذي تسائلون به والارحام,إنّ الله كان عليكم رقيبا,وقال أيصا :
إنّ الله وملائكته يُصلّون على النبيّ يا أيّها الذين أمنوا صلّوا عليه وسلّموا
تسليما,اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا وحبيبنا وشفيعنا ومولانا محمّد وسلِّم
ورضي الله تبارك وتعالى عن كلّ صحابة رسول الله اجمعين,امين يا ربّ العالمين
اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات
الأحياء منهم والاموات,إنّك سميع قريب مَجيب الدّعوات يا قاضي الحاجات,ربّنا لا
تُزغ قاوبَنا بعد إذْ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنّك انت الوهّاب,ربّنا لا
تؤاخذنا إن نسينا أو أخطئنا ربّنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من
قبلنا ربّنا ولا تُحمّلنا ما لا طاقة لنا به واعف عنّا واغفر لنا وارحمنا انت
مولانا فانصرنا غلى القوم الكافرين,ربّنا اتنا فى الدّنيا حسنة وفى الأخرة حسنة
وقنا عذاب النّار
عباد الله إنّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى
القربَى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يَعِظُكم لعلّكم تذكّرون ولذكراللهُ
اكبر(أقيموا الصلاة)
Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.
Share this
Khutbah