Taubat(2)

 

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره,ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّأت أعمالنا من يهد الله فلا مُضلّ له ومن يُضْلل فلا هاديَ له,أشهد أن لا اله إلّا الله وحده لا شريك له,وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله الذي لا نبيّ ولارسولَ بعده والصلاة والسلام على رسول الله سيّدنا محمّدٍ وعلى أله وصحبه ومن والاه(أمّا بعد)فإنّ خيرَ الحديث كتابُ الله وخيرَ الهديِ هديُ محمّدٍ صلّى الله عليه وسلّم وشرَّ الأمور محدثاتها وكلَّ محدثاتٍ بدعةٌ وكلَّ بدعة ضلالةٌ وكلَّ صلالةٍ فى النّار,أعوذ بالله من الشّيطان الرجيم,بسم الله الرّحمن الرّحيم,ياأيّهاالذين أمنوا اتّقوالله حقّ تقاته,ولا تموتنّ إلّا وانتم مسلمون,وقال أيصا:قد أفلح من تزكّى,وذكراسم ربّه فصلّى(الأعلى 14-15)

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadhirat Alloh SWT yang telah memberikan kita berbagai macam ni’mat terutama ni’mat iman dan islam,juga telah menurunkan Syari’at islam kepada kita dengan tujuan untuk kesuksesan dalam hidup kita,yaitu sukses dunia akhirat (حسنة فى الدّنيا والأخرة )

Sholawat dan salam juga mudah mudahan dilimpahkan kepada junjunan kita nabi Muhammad SAW,kepada seluruh keluarga dan sahabatnya,dan kepada kita selaku ummatnya,mudah mudahan juga sholawat yang kita ucapkan membuahkan pahala yang berlipat,karena Rosululloh bersabda

جائنى جبريل وقال : يا محمّد لا يُصَلِّى عليك احدٌ إلّا صلّى عليه سبعون ألف ملك ومن صلّتْ عليه الملائكةُ كان من أهل الجنّة

Telah datang kepadaku jibril,dan dia berkata:Wahai Muhammad,tidak seorang pun yang membacakan sholawat untukmu,kecuali akan dibacakan sholawat untuknya oleh tujuh puluh ribu malaikat,dan barang siapa dibacakan sholawat oleh malaikat,maka dia termasuk ahli surga.

Hadirin,sidang jum’at Rohimakumulloh…..

Pada kesempatan yang mulia ini khotib berwasiat,marilah sama sama kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Alloh SWT,karena surge hanya diperuntukan bagi orang yang bertakwa,dan takwa itu dimulai dari hati yang ta’at dan takut kepada siksanya Alloh.

Hadirin Ahli jum’at Rohimakumulloh,pada kesempatan yang mulia ini khotib akan membahas tentang Syarat Taubat.

Hadirin Sidang jum’at Rohimakumulloh….

Taubat yang Allah perintahkan adalah taubat nasuha, yang memiliki beberapa syarat, di antaranya:
Pertama, ikhlas karena Allah Ta'ala. Yaitu; hendaknya taubat seseorang semata mata karena keta’atan kepada Allah Ta'ala, bukan karena ingin dilihat dan didengar orang lain, bukan juga karena ingin mendekati seseorang. Akan tetapi taubatnya semata-mata karena ingin kembali kepada Allah dengan jujur. Ikhlas merupakan syarat setiap amal, dan termasuk amal shaleh adalah taubat kepada Allah Azza wa Jalla, sebagaimana Firman Allah Ta'ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Dalam Ayat lain juga Alloh berfirman

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. an-Nur: 31)
Kedua, menyesal Yaitu; menyesali dan merasakan sedih atas dosa yang telah perbuat seraya mengangankan seandainya hal tersebut tidak terjadi pada dirinya. Dia menilai hal tersebut sebagai perkara besar yang harus dia jauhi. Abdullah bin Mas'ud ~ berkata, Rasulullah ~bersabda, "Penyesalan adalah Taubat" 
Bukti benarnya penyesalan seseorang adalah,hati menjadi peka, air mata berderai karena pengakuan terhadap dosa. Jika air mata telah bercucuran, dan hati terasa lembut, maka dosa akan diampuni.
Pengakuan orang yang berbuat dosa dari dosanya dan penyesalan terhadapnya, indikasi taubat yang diterima.
Allah Ta'ala berfirman,

وَآخَرُونَ اعْتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُواْ عَمَلاً صَالِحاً وَآخَرَ سَيِّئاً عَسَى اللّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


"Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. at-Taubah: 102)
Dalam hadits Syaddad bin Aus ~, dari Rasulullah~ beliau membacakan, "Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar) yaitu:

اللهمّ أنتَ ربّى لا إله إلّا أنتَ خلقْتَنى وأنا عبدك وأنا على عهدِكَ ووعْدِكَ مااستطعْتُ أعوذ بك مِن شَرّ ما صنَعْتُ أبوءُلَكَ بنعْمتِكَ عليَّ وأبوءُ بدنْبي فاغفِرْلي فإنّه لا يغْفِرُ الذّنوبَ إلّا أنتَ (رواه البُخاري)


"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain-Mu yang menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, aku akan selalu menunaikan janji kepada-Mu semampuku, aku berlindung dari kejahatan yang aku perbuat, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku dan aku bertaubat dari dosaku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau."
Siapa yang membaca doa ini pada siang hari dengan yakin kemudian dia meninggal pada hari itu sebelum datangnya sore maka dia termasuk ahli surga, dan siapa yang membacanya pada malam hari dengan yakin kemudian meninggal pada malam itu maka dia termasuk ahli surga."

Ketiga, melepaskan diri dari maksiat. Jika maksiatnya karena melakukan perbuatan yang diharamkan, maka taubatnya adalah meninggalkannya saat itu juga.Jika maksiatnya meninggalkan kewajiban, maka taubatnya adalah melaksanakan kewajiban saat itu juga.
Adapun seseorang yang lisannya menyatakan taubat namun hatinya masih condong melakukan maksiat atau meninggalkan kewajiban, maka taubatnya tidak bermanfaat baginya.Tidak sah taubat yang tetap diiringi perbuatan maksiat terus menerus.Misalnya dia berkata bahwa dirinya bertaubat dari Riba, namun dia masih saja terus berhubungan dengan riba, maka taubatnya tidak sah.Seandainya dia berkata, 'Saya bertaubat dari ghibah, akan tetapi setiap kali dia hadir dalam sebuah pertemuan, dia melakukan ghibah. Maka dengan demikian taubatnya adalah dusta.Seandainya seseorang berkata, 'Saya bertaubat dari mendengarkan nyanyian yang haram,' akan tetapi dia terus menerus melakukannya , maka dia berdusta dengan taubatnya.
Demikianlah hal tersebut berlaku pada semua bentuk maksiat, jika seseorang terus menerus melakukannya, maka pengakuan taubatnya adalah dusta. * Jika maksiatnya berkaitan dengan hak-hak makhluk, maka taubatnya tidak sah hingga dia membebaskan diri dari hak-hak tersebut.
Abu Hurairah (berkata), "Sesungguhnya Rasulullah ~ bersabda,

مَنْ كانَتْ عندَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخيه فلْيَتَحَلَّله ,فإنّه ليس ثَمَّ دينارٌ ولا درْهمٌ مِن قَبْلِ أن يأخُذَ لِأخيه مِنْ حَسَناتِهِ ,فإنْ لَم يَكُنْ حسناتٌ أُخِذَ مِنْ سيِّئاتِ أخيه فَطُرِحَتْ عليه (رواه البخاري)


"Siapa yang berbuat zalim kepada saudaranya,hendaklah dia minta dihalalkan (dimaafkan) darinya, karena nanti (di hari kiamat) tidak ada dinar atau dirham (yang dapat digunakan untuk membayarnya), sebelum nanti kebaikannya diambil untuk diberikan kepada saudaranya, namun jika dia sendiri tidak memiliki kebaikan, maka keburukan
saudaranya (yang dizalimi) akan dilemparkan kepadanya." 
Jika maksiatnya dalam bentuk mengambil harta orang lain atau merampasnya, maka tidak sah taubatnya sebelum dia kembalikan harta tersebut kepada yang berhak jika orangnya masih hidup,atau kepada ahli warisnya jika dia telah meninggal. Jika maksiatnya dalam bentuk melakukan ghibah2 terhadap sesama muslim maka dia wajib minta dihalalkan dari orang tersebut, jika orang tersebut tahu bahwa dia telah melakukan ghibah kepadanya atau khawatir dia akan mengetahuinya.Kalau tidak, cukuplah dia memintakan ampunan untuknya (orang yang dia ghibah) dan memuji sifat-sifatnya yang terpuji di pertemuan tempat dia pernah melakukan ghibah kepada orang tersebut.Karena kebaikan akan menghapus keburukan.

Keempat, bertekad untuk tidak kembali.Yaitu menguatkan tekad dalam hati untuk tidak kembali kepada perbuatan maksiat yang dia telah taubat darinya.Jika dia bertaubat dan meninggalkan perbuatan dosa sementara dia masih mengangankan kemaksiatan tersebut dan masih ada ketergantungan hati dan pikiran terhadapnya. Misalnya jika kesempatan ada dia akan kembali lagi melakukannya, maka taubatnya tidak sah.
Seperti seseorang -na'udzu billah- yang menggunakan harta untuk membantunya bermaksiat kepada Allah, dia membeli barang-barang memabukkan, atau menuju negeri-negeri tertentu untuk berzina, dan mabuk mabukkan!! lalu dia tertimpa kefakiran, kemudian berkata, Ya Allah, aku bertaubat kepada-Mu, padahal dia berdusta, karena dalam hatinya mengangankan jika kondisinya kembali normal dia akan melalui hidup seperti semula, ini adalah taubatnya orang lemah, dan karenanya tidak diterima.Maksudnya adalah ketika dia bertaubat, dia harus memiliki tekad yang kuat, kokoh dan tahan banting.Kehendaknya kuat untuk tidak kembali kepada perbuatan maksiat, "Perumparnaaannya, jika orang yang sakit mengetahui bahwa buah tertentu membahayakan penyakitnya, maka dia bertekad kuat untuk tidak memakannya sedikit pun." 
Karunia Allah Maha luas."Karena itu wajib bagi kita untuk bersikap jujur kepada Allah Ta'ala dalam taubat agar kita mencabut perbuatan dosa dan maksiat dengan sesungguhnya. Kita membencinya, dan menyesal atas perbuatan tersebut sehingga taubat kita dikatakan sebagai taubat nashuha" 
Kelima, dilakukan pada masa amal masih diterima.Maksudnya adalah jika dilakukan ketika waktu telah habis maka taubat tidak diterima.
Habisnya waktu diterima amal ada 2 waktu;
1. Ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya.Jika matahari telah terbit dari tempat terbenamnya, taubat seseorang tidak diterima lagi. Allah Ta'ala berfirman,


يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنفَعُ نَفْساً إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْراً

 

"Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu,atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya". (QS. al-An'am: 158)
Yang dimaksud dalam "sebagian tanda-tanda"pada ayat di atas adalah: Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya; Begitulah Rasulullah ~menafsirkannya. 
Dari Abdullah bin 'Amr radhiallahu'anhuma, sesungguhnya Rasulullah ~ bersabda,

ولاتَزالُ التّوبةُ مَقْبولَةً حتّى تَطْلُعَ الشمْسُ مِن المَغْرِبِ,فإذا طَلَعَتْ طُبِعَ على كُلِّ قلبٍ بِما فيه وكفى النّاسُ العَملَ (رواه أحمد)

"Taubat seseorang pasti diterima sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya. Jika telah terbit (dari tempat terbenamnya), setiap hati akan ditutup dengan apa yang ada di dalamnya, saat itu manusia telah tertutup kesempatan amalnya." 
Abu Musa ~ berkata, Rasulullah ~ bersabda,
"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di siang hari, dan Dia membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di malam hari, hingga matahari terbit dari tempat terbenam-nya"
Abu Hurairah ~ berkata, Rasulullah : bersabda,
"Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya (hari kiamat), Allah akan menerima taubat-nya." 
Subhanalloh! Betapa panjangnya waktu yang disediakan untuk menerima taubat, "Namun betapa lalainya manusia untuk segera bertaubat! Perhatikanlah keluasan rahmat Allah Ta'ala dan belas kasih kepada hamba-Nya. Dia telah memperpanjang waktu diterimanya taubat hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, dan tidak dibatasi siang atau malam, bahkan setiap waktu Allah menerima taubatnya, semata-mata karena karunia, nikmat
dan kemuliaan-Nya." 
2.Ketika ruh sudah di kerongkongan/ajal tiba. Kapan saja telah ajal tiba pada seseorang dan maut telah nyata baginya, maka taubatnya tidak diterima. Ibnu Umar  berkata, Rasulullah ~ bersabda,

إنّ الله عزّ وجلّ يَقْبَلُ توبَةَ العبْدِ ما لَم يُغَرْغِر (رواه الترمذي)

 

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai kerongkongannya"  Hadits ini menunjukkan diterimanya taubat seorang hamba oleh Allah Azza wa Jalla selama ruh yang ada dalam jasadnya belum sampai kerongkongannya. Ini termasuk kemuliaan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya yang diterima taubatnya jika dia taubat sebelum datang ajalnya.

Siapa yang bertaubat sebelum ruhnya sampai di kerongkongan, berarti dia telah bertaubat dari dekat, sehingga taubatnya diterima.Allah Ta'ala berfirman,

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلَـئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً


"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orangorang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang "itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. an-Nisa: 18) 49
Dalam ayat ini Allah Ta'ala menyamakan orang yang taubat ketika datang ajal dengan orang yang tidak bertaubat.
Yang dimaksud dengan bertaubat ketika ajal tiba adalah ketika telah disingkapkan bagi orang yang sekarat sehingga dapat menyaksikan perkara perkara akhirat dan malaikat. Padahal iman, taubat, dan semua amal dibangun di atas dasar keimanan. Jika segala sesuatu telah disingkapkan dan perkara yang ghaib telah disaksikan, maka tidak bermanfaat lagi iman dan taubat seesorang ketika itu. Karena taubatnya terpaksa bukan atas pilihannya sendiri.  Karena itu, ketika Fir'aun ditenggelamkan dia berkata, Aku beriman bahwa tidak ada ilah selain yang diimani oleh Bani Isra'il dan aku termasuk orang-orang muslim. Maka dikatakan kepadanya, Maksudnya: Apakah sekarang engkau baru mengucapkan hal itu?

آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ


"Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu,dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan(QS.Yunus:91)
Karena itu, jika ajal telah tiba, taubat tidak diterima. Maka taubat harus segera dilakukan, karena kita tidak mengetahui kapan maut itu akan menjemput.
Betapa banyak orang yang tidur di atas ranjangnya dalam keadaan sehat wal afiat, namun kemudian dia dibawa ke ranjang tempat pemandian mayat. Betapa banyak orang yang duduk di atas kursi kerjanya melakukan pekerjaannya, kemudian, dari kursi kerjanya dia dibawa ke ternpat pemandian. Betapa banyak orang yang keluar mengendarai kendaraannya, namun dia pulang sudah dipanggul di atas keranda mayat.Karena itu, manusia wajib segera bertaubat, karena dia tidak tahu kapan kematian itu tiba-tiba mendatanginya. Betapa banyak orang yang mati tiba-tiba. Bertaubatlah kepada Allah sebelum terlambat. 
Saudaraku yang mulia...,Bersegera!ah taubat nasuha Sebelum masa sekarat dan dicabutnya ruh. Taubat seseorang diterima sebelum ruhnya sampai di kerongkongan Sebagaimana telah ditetapkan dalam syariat kita yang suci. Itulah lima syarat yang jika dipenuhi, maka taubat seseorang dianggap sah. Kapan saja taubat seseorang memenuhi syarat syaratnya, maka taubatnya diterima. Allah akan hapus dosa-dosanya yang dia telah bertaubat darinya, meskipun dosanya sebanyak buih di lautan. Allah Ta'ala berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


"Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "(QS. az-Zumar: 53)Ayat ini berkaitan dengan orang-orang yang bertaubat dan kembali kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman,
"Siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. an-Nisa: 110)
"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? " (QS. at-Taubah: 104)
Ma’asyirol Muslimin rohimakumulloh "Bersegeralah untuk bertaubat-semoga kita semua dirahmati Allah sehingga dapat mengisi umur dengan taubat nashuha kepada Allah sebelum kematian datang menjemput tiba-tiba dan kita tidak dapat lagi menghindar"

بارك الله لى ولكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبّل منى ومنكم تلاوته إنّه هو السميع العليم

Khutbah kedua

الحمد الله ربّ العالمين وبِهِ نَسْتَعينُ على أُمور الدّنْيا والدّين والصّلاةُ والسّلامُ على سيّد المرسلين وخاتَمِ النّبيّين وإمام المُجا هدين سيّدِنا محمّدٍ وعلى ألِهِ وصَحْبهِ أجْمعين,أمّا بَعْدُ

فيا أيّها الحاضرون اتقوالله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلّا وانتم مسلمون أعوذ بالله من الشيطان الرّجيم بسم الله الرّحمن الرّحيم  ياأيّها النّاس اتقوا ربّكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبثّ منها رجالا كثيرا ونساء,واتقوا الله الذي تسائلون به والارحام,إنّ الله كان عليكم رقيبا,وقال أيصا : إنّ الله وملائكته يُصلّون على النبيّ يا أيّها الذين أمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما,اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا وحبيبنا وشفيعنا ومولانا محمّد وسلِّم ورضي الله تبارك وتعالى عن كلّ صحابة رسول الله اجمعين,امين يا ربّ العالمين

اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والاموات,إنّك سميع قريب مَجيب الدّعوات يا قاضي الحاجات,ربّنا لا تُزغ قاوبَنا بعد إذْ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنّك انت الوهّاب,ربّنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطئنا ربّنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربّنا ولا تُحمّلنا ما لا طاقة لنا به واعف عنّا واغفر لنا وارحمنا انت مولانا فانصرنا غلى القوم الكافرين,ربّنا اتنا فى الدّنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النّار

عباد الله إنّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربَى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يَعِظُكم لعلّكم تذكّرون ولذكراللهُ اكبر(أقيموا الصلاة)

 

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon