Kaidah 11 : Kesulitan menarik kepada kemudahan

 

Kaidah kesebelas : Kesulitan menarik kepada kemudahan

القاعدة الحادية عشرة-المشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْر

Arti: Kesulitan menarik kepada kemudahan

Asal qoidah adalah Firman Alloh ta’ala :  

  يُرِيد بِكُم اليُسْرَ ولا يُريدُ بِكُم العُسْرَ(البقرة:185)  yang artiya : Alloh menghendaki kemudahan dari kalian dan Alloh tidak menghendaki kesulitan dari kalian.

Penjelasan : Masyaqot adalah kesulitan,cape,kesusahan dan kesempitan.Adapun Masyaqot yang menarik kepada kemudahan adalah masyaqot yang terpisah dari kewajiban syari’at.adapun masyaqot yang tidak terpisah dari kewajiban syari’at(masyaqot yang merupakan kepastian dalam pelaksanaan syari’at)seperti keletihan dan kesusahan dalam jihad,sakit dalam pelaksanaan hudud,memerangi pemberontak dan para perusak,maka tidak menarik kepada kemudahan dan tidak ada keringanan.

Yaitu kesulitan yang ada dalam satu urusan yang menjadi alasan syar’i untuk mendapatkan kemudahan dan keringanan dalam memutuskan hukum syari’at.

Contoh :

1.  Seseorang yang tidak mampu berdiri dalam sholat fardhu maka dibolehkan sholat sambil duduk,begitu juga bagi orang yang tidak mampu duduk maka dibolehkan sholat sambil berbaring.

2. Seseorang yang tidak bisa menggunakan air dalam wudhu dan mandi maka dibolehkan tayammum.

3. Jika seseorang sulit untuk menjaga dari najis maka najis tersebut dima’afkan,seperti darah luka,darah bisul,tanah jalanan,bekas najis yang sulit dihilangkan dan bekas iler anak kecil.

      Berkata As Syafi’i”jika wali seorang perempuan tidak ada di perjalanan,maka boleh perempuan tersebut minta seorang laki laki ubtuk jadi wali safarnya”(karena ada hadits Nabi”Tidak boleh mengadakan safar seorang perempuan kecuali beserta mahramnya/untuk jadi wali safarnya)

        Perkataan As Syafi’i juga dalam hal memakai wadah dari tembikar yang digunakan untuk pupuk,boleh berwudhu dari wadah tersebut.

Satu makna dengan qoidah tersebut perkataan Imam As Syafi’i  (الاَمْرُ إذا ضاقَ اِتّسَعَ )     = suatu urusan jika sempit,maka bisa jadi lapang(mudah) atau perkataan ‘Ulama yang lain (الأشياء إذا ضاقَتْ اتّسعتْ )   = setiap perkara dalam keadaan sempit,maka hukumnya bisa lapang.

 

Sumber : Mukhtashor Ushul Fiqh wal Qowaidul Fiqhiyyah

Da'wah adalah keajiban kita bersama,dengan blog ini hendak melaksanakan kewajiban tersebut.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon