KEUTAMAAN
ILMU
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan,dan dalam Islam menuntut Ilmu adalah wajib alias Fardhu ‘ain,yaitu
diwajibkan kepada setiap orang beriman. Rosululloh berkata dalam sebuah hadits
طَلَبُ العِلْمِ
فريْضَةٌ على كُلِّ مُسْلِمٍ،وإنّ طالِبَ العِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لهُ كُلُّ شَيْئٍ حَتّى
الحِيْتانُ في البَحْرِ (رواه ابن عبد البار عن أنس)
Mencari Ilmu
adalah fardhu (wajib) bagi setiap Muslim,dan sesungguhnya pencari Ilmu akan
memintakan ampunan baginya semua perkara,sampai sampai ikan di laut (memintakan
ampunan)
Tidak cukup dalam hadits (sunnah qouliyyah),Rosululloh
juga menyatakan dalam sunnah fi’iyyah,terbukti beliau adalah orang yang sangat
memperhatikan Ilmu pengetahuan,sampai sampai beliau dikenal sebagai kotanya
Ilmu( مَدِيْنَةُ العِلْمِ),dan bukan beliau saja yang mencintai ilmu
dan mementingkan mencari Ilmu,para Shohabat pun sama seperti beliau,bahkan
menantu sekaligus Shahabat beliau yaitu Ali Karromallohu Wajhah dikenal sebagai
pintu ilmu(بابُ العِلْمِ ),tentang hal ini beliau berkata dalam
haditsnya
أنَا مديْنَةُ العِلْمِ وعَلِيٌّ بابُهَا فَمَنْ
أرادَ المديْنَةَ فيأْتيْها مِن بابِها
Aku kotanya ilmu,sedangkan Ali
adalah pintunya,barang siapa yang akan memasukinya
maka harus masuk melewati pintunya.
Pada
masa pemerintahan Sayyidina Utsman R.A muncul satu golongan yang mengaku Islam
tetapi mereka membenci Islam,yaitu golongan khowarij yang telah menuliskan
tinta merahnya dalam sejarah Islam,diantaranya mereka adalah para pembunuh
Sayyidina Utsman bin Affan R.A,mereka juga yang menjadi provokator terjadinya perang
Jamal dan Shiffin,sampai mereka mengkafirkan dan membunuh banyak Shohabat
sehingga Sayyidina Ali R.A selaku Kholifah ke empat memerangi mereka pada
pertempuran Nahawand.
Begitu
hadits perihal keutamaan Ali R.A bahwa beliau pintu Ilmu sampai kepada kaum khowarij,mereka timbul rasa
iri kepada Sayyidina Ali,kemudian sepuluh orang pemimpin khowarij berkumpul dan
mereka berkata”Sesungguhnya kita akan bertanya kepadanya satu pertanyaan dan
kita akan melihat bagaimana dia akan menjawab bagi kita,andaikan dia menjawab
kepada masing masing dari kita dengan jawaban yang berbeda maka kita akan tahu
bahwa dia(Ali) adalah orang yang berilmu sebagaimana yang disabdakan oleh
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam”.
Kemudian
datanglah salah satu dari mereka dan bertanya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih
utama atau harta?” Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia
bertanya lagi “Dengan bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Ilmu adalah warisan
para Nabi,sedangkan harta adalah warisan Qorun,Syaddad,Fir’aun dll”,maka
pergilah dia(orang pertama)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang kedua) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Ilmu menjagamu,sedangkan harta engkau harus
menjaganya”,maka pergilah dia(orang kedua)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang ketiga) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Pemilik harta memiliki banyak musuh,sedangkan
pemilik Ilmu memiliki banyak teman”,maka pergilah dia(orang ketiga)dengan
jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang keempat) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab” Jika engkau menggunakan harta maka harta
tersebut akan berkurang,dan jika engkau mengunakan Ilmu maka ilmu tersebut akan
bertambah”, maka pergilah dia(orang keempat)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang kelima) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Pemilik harta dipanggil dengan julukan pelit
dan cacian sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan julukan yang agung dan mulia”.
maka pergilah dia(orang kelima)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang keenam) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Harta dijaga dari pencuri sedangkan ilmu
tidak dijaga dari pencuri”, maka pergilah dia(orang keenam)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang ketujuh) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Pemilik harta dihisab pada hari
kiamat,sedangkan pemilik ilmu diberi syafa’at pada hari kiamat”, maka pergilah dia(orang
ketujuh)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang kedelapan) dan bertanya seperti yang ditanyakan
oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau harta?”
Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya lagi “Dengan
bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Harta akan habis(rusak) dengan didiamkan dan
berjalannya waktu,sedangkan ilmu tidak akan habis dan musnah”, maka pergilah dia(orang
kedelapan)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang kesembilan) dan bertanya seperti yang
ditanyakan oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau
harta?” Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya
lagi “Dengan bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Harta mengeraskan hati sedangkan
Ilmu menyinari hati”, maka pergilah dia(orang kesembilan)dengan jawaban ini.
Kemudian
datanglah orang yang lain(orang kesepuluh) dan bertanya seperti yang
ditanyakan oleh orang sebelumnya “Wahai Ali,Apakah Ilmu yang lebih utama atau
harta?” Sayyidina Ali R.A menjawab “Ilmu lebih utama dari harta”. Dia bertanya
lagi “Dengan bukti apa?”. Beliau R.A menjawab “Pemilik harta akan dipanggil
tuan,sedangkan pemilik Ilmu akan dipanggil sebagai hamba(Alloh)” maka andaikan
kalian menanyaiku tentang hal ini maka pasti aku akan menjawab dengan jawaban
yang berbeda selama aku masih hidup,kemudian mereka semua datang dan menyatakan
bertaubat dan kembali kepada Islam.
Wallohu
A’lam bi showab.
Disadur
dari kitab : Mawaidzul Usfuriyyah bab keutamaan Ilmu.